Selasa, 01 Desember 2015

HAKEKAT PROSES PEMBELAJARAN DAN HAKEKAT TUJUAN PENDIDIKAN


MAKALAH

HAKEKAT PROSES PEMBELAJARAN DAN HAKEKAT TUJUAN PENDIDIKAN

Disusun untuk memenuhi Tugas Struktur
Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulm
Dosen Pengampu:
Drs.H.Nawawi.M.Pd
Logo-IAIN-Cirebon.jpg

Disusun oleh  :
Kelompok 3

1.      Akhmad Rijal                        (1414111007)
2.      Lathifatul Khuzmi                (1414111032)
3.      Nunung Nurhasanah            (1414111041)

FAKULATAS TARBIYAH/KEGURUAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2015

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warakhmatullahi wabarakatuh
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT,yang telah memberi kenikmatan kepada penulis dan khususnya kepada kita semua, Karena berkat hidayah dan karunia_Nya,penulis bisa menyelesaikan makalah ini,Makalah yang berjudul “HAKEKAT PROSES PEMBELAJARAN DAN HAKEKAT TUJUAN PENDIDIKAN”  . shalawat serta salam tak lupa kita panjatkan kehadirat junjungan kita semua yaitu Nabi besar Muhammad SAW, yang telah menerangi kita dari kehidupan yang gelap gulita.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, akan tetapi penulis juga menyadari akan banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu penulis mohon saran dan kritiknya yang membangun dalam penyelesaian makalah ini.
Semoga makalah ini dapat menjadi khazanah keilmuan khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca sekalian, semoga ilmu yang di dapat semua bisa bermanfaat amin.
Wa’ailikumssalam warakhmatullahi wabarakhatuh
                                                                                                Cirebon,29 Oktober 2015
                                                                                    Penyusun








Daftar Isi
Kata Pengantar............................................................................................................... i     
Daftar Isi......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
A.    LatarBelakangMasalah....................................................................................... 1
B.     RumusanMasalah................................................................................................ 1
C.     Tujuan................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 2
A.    Pengertian,belajar,mengajar dan pembelajaran................................................... 2
B.     Hakikat tujuan pembelajaran.............................................................................. 4
C.     Tujuan pembelajaran PAI………………………………………....................... 6
D.    Model model pembelajaran………………………………………..................... 10
BAB III PENUTUP....................................................................................................... 15
A.    Kesimpulan......................................................................................................... 15
DaftarPustaka

BAB I
PENDAHULUAN
1.    Latar Belakang Masalah
Pada hakikatnya belajar merupakan suatu proses yang dilalui oleh individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dapat terjadi melalui usaha mendengar,membaca mengikuti petunjuk,mengamati,memikirkan,menghayati meniru, melatih, mencoba sendiri dengan pengajaran atau latihan. Adapun perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar tersebut relatif tetap dan bukan hanya perubahan yang bersifat sementara. Tingkah laku mengalami perubahan menyangkut semua spek kepribadian, baik perubahan pengetahuan, kemampuan,ketrampilan,kebiasaan,sikap dan aspek prilaku lainnya.
Proses pembelajaran meruapakan suatu proses yang mengandung serangkai pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Inetraksi atau hubungan timbal balik antara guru dan sisiwa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaaran.
2.    Rumusan Masalah
Adapun latar belakang masalah diatas,dapat dirumuskan sebagai berikut :
a.       Apa pengertian dari belajar,mengajar dan pembelajaran?
b.      Apa hakekat tujuan pendiidkan?
c.       Apa Tujuan pembelajaran pendidikan agama islam ?
d.      Apa model model dalam pembelajaran?
3.    Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari rumusan masalah ialah:
a.       Untuk mengetahui arti dari belajar,mengajar,dan pemebelajaran.
b.      Untuk mengetahui hakekat proses pembelajaran.
c.       Mengetahui tujuan pembelajaran agama islam.
d.      Untuk mengetahui model model pembelajaran.


e.        
BAB II
PEMBAHASAN
A.  PENGERTIAN BELAJAR,MENGAJAR DAN PEMBELAJARAN
1.    Pengertian Belajar
Para ahli mendefinisikan belajar denngan berbagai rumusan,sehingga terdapat kergamaan tentang makna belajar.
a.    Skiner berpendapat yang dimaksud belajar adalah suatu prilaku pada saat orang belajar, maka responya menjadi lebih baik,sebaliknya bila ia tidak belajar,maka responya menurun (Dimyati,1994:8)
b.      Gagne,merumuskan bahwa belajar merupkan kegiatan yang kompleks,yaitu setelah belajar oeang memiliki ketrampilan,pengetahuan,sikap dan nilai.
c.       James W.Vander zanden mengatakan bahwa belajar adalah perubahan tingka laku yang relatif permanen atau perubahan kemampuan sebagai hasil dari pengalaman. Sebuah proses yang didapatkan dari penambahan yang relatif setabil yang etrjadi pada tingkah laku individu yang berinteraksi dengan lingkungan.
Secara kuantitatif belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta  sebanyak-banyaknya. Secara instutitional,belajar dipandang sebagai proses validasi (pengabsahan) terhadap penguasaan peserta didik atas materi-materi yang telah mereka pelajari. Kemudian belajar secara kualitatif (Tinjauan mutu) ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan yang akan datang (Muhibin,2003:67-68)
Syaiful Bahri Djamarah menjelaskan bahwa belajar hakekatnya adalah “perubahan” yang terjadi dalam diri seseoarang setelah berakhirnya melakukan aktifitas belajar, walaupun pada kenyataannya tidak semua perubahan termasuk katagori belajar (Syaiful,2002:44)
2.      Pengertian Mengajar
Dalam masalah, mengajar juga terdapat keragaman para ahli psikologi pendidikan dalam mendefinisikan.
a.       H.M.Arifin,merumuskan pengertian mengajar sebagai suatu kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada belajar agar dapat menerima,menanggapi,menguasai,dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Mengajar mengandung tujuan agar pelajar dapat memperoleh pengetahuan yang kemudian dapat mengembangakan dengan pengembangan pengetahuan itu,pelajar mengalami perubahan tingkah laku. Bahan pelajaran yang disampaikan berproses melalui metode tertentu,sehingga dengan metode yang digunakan tujuan pengajaran dapat tercapai (Arifin,1976:163)
b.      Roestyah NK menyatakan,mengajar adalah bimbingan kepada anak dalam proses belajar (Roestyah,1982:21)
c.       Hasan Langgulung mendefinisikan pengajran adalah pemindahan pengetahuan dari seseorangyang mempunyai pengetahuan kepada orang lain yang belum mengetahui (Hasan,1983:3)
Dari terminologi diatas,terdapat unsur-unsur substansial pengajar yang meliputi :
1)      Pengajaran adalah upaya pemindahan pengetahuan.
2)      Pemindahan pengetahuan dilakuakn oleh seseorang yang mempunyai pengetahuan (pengajar) kepada orang lain yang belum mengetahui (pelajar) melalui proses belajar,mengajar.
Proses pengajaran yang dilaksanakan mengacu pada tiga aspek penguasaan sejumlah pengetahuan antara pengetahuan,ketrampilan dan sikap tertentu sesuai dengan isi proses pengjaran tesebut.
3.      Pengertian Pembelajaran
Akhir-akhir ini muncul istilah baru yaitu pembelajaran. Terdapat perbedaan pengertian antara pengajaran dan pembelajaran. Pengajran berpusat pada guru,sedangkan pembelajara berpusat pada siswa.
Menurut Oemar Hamalik pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,material pasilitas,perlengkapan dan produser yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia yang terlibat dalam sistem pembelajaran terdiri atas siswa, guru dan tenaga lainnya,misalnya tenaga laboratorium. Material meliputi buku-buku,papan tulis fotografi,slide,dan film,audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas,perlengkapan audio visual juga komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi,praktek belajar,ujian dan sebagainya.

B.  Hakikat Tujuan Pendidikan
a.    Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh peserta didik setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan. Seluruh kegiatan pendidikan, yakni bimbingan pengajaran, dan latihan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam konteks ini, tujuan pendidikan merupakan suatu komponen sistem pendidikan yang menempati kedudukan dan fungsi sentral. Itu sebabnya, setiap tenaga kependidikan perlu memehami dengan baik tujuan pendidikan, supaya berupaya melaksanakan tugas dan fungsinya untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan (Hamalik,2008:3)
b.    Tingkat tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan disusun secara bertingkat, mulai dari tujuan pendidikan yang sangat luas dan umum sampai ke tujuan pendidikan yang spesifik danoperasional. Tingkat tingkat tujuan pendidikan itu meliputi (Hamalik,2008:4)
1.        Tujuan pendidikan nasional
Tujuan pendidikan nasional adalah tujuan yang hendak dicapai dalam sistem pendidikan nasional. Selama dua puluh lima tahun terakhir ini, tujuan pendidikan nasional di negara kita telah mengalami perubahan, sesuai dengan perkembangan pembangunan ditanah air.
a.       Sejak tahun 1996 berlaku tujuan pendidikan nasional yang menyatakan bahwa “tujuan pendidikan nasional adalah membentuk manusia pancasila sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti yang dikehendaki oleh pembukaan Undang Undang Dasar 1945” (TAP MPRS No.XXVII/MPRS/1996).
b.      Sejak tahun 1973 berlaku tujuan pendidikan nasional sebagai berikut: tujan umum pendidikan nasional adalah membentuk manusia pembangunan yang ber-pancasila dan membentuk manusia indonesia yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan kreatifitas dan tanggung jawab, dapat menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi, dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya dan mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan Undang Undang Dasar 1945 (TAP MPR No.IV/MPR/1973).
c.       Sejak tahun 1978 berlaku tujuan pendidikan nasional sebagai berikut: pendidikan nasional berdasarkan atas pancasila dan bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan tehadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun didinya sendiri serta bersama-sama tanggung jawab atas pembangunan bangsa (TAP MPR No.IX/MPR/1978)
d.      sejak tahun 1989, dengan diberlakukannya Undang Undang No. 2 Tahun 1989 tenteng sistem pendidikan nasional, tujuan pandidikan nasional dirumuskan kembali sebagai berikut: pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, dan mandiri serta bertanggung jawab kamasyarakatan dan kebangsaan
e.       Dalam GBHN (1993) ditetapkan tujuan pendidikan nasional yang lebih rinci sebagai berikut:
Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkapribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, disiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani menumbuhkkan jiwa patriotik dan mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetia kawanan sosial serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap mengahrgai jasa para pahlawan, serta berorientasi masa depan (TAP MPR No.II/MPR/1993)
2. Tujuan Institusional
Tujuan institusional adalah tujuan yang hendak dicapai oleh suatu lembaga pendidikan atau satuan pendidikan tertentu. Tiap lambaga pendidikan masing-masing, yang berbeda satu dangan yang lainnya, sesuai dengan karakteristik dari lambaga tersebut (Hamalik,2008:5-6).
Tujuan institusional terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum menunjuk pad apengembangan warga negara yang baik. Tujuan khusus meliputi pengembangan aspek-aspek pengetahuan, katerampilan, sikap dan nilai. Sebagai contoh panembangan pendidikan manengah sebagai lanjutan pendidikan dasar di sekolah ditingkatkan agar mampu membentuk pribadi manusia ynag beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, serta untuk memenuhi kebutuhan pembangunan yang memerlukan tenaga berkemampuan dan berketerampilan. Dalam Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional ditegaskan bahwa “pendidikan menengah diselanggarakan untuk malanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar serta dapat mengambangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi. Ketetapan tersebut menjadi dasar dalam merumuskan tujuan suatu lembaga pedidikan, seperti: SMA, SMEA, dan sebagainya.
3. Tujuan Kurikulum
Tujuan kurikulum adalah tujuan yang hendak dicapai oleh suatu program studi, bidang studi dan suatu mata ajaran, yang disusun berdasarkan tujuan institusional. Perumusan tujuan kurikulum berpedoman pada kategorisasi tujuan pendidikan atau taksonomi tujuan, yang dikaitkan dengan bidang-bidang studi yang bersangkuta (Hamalik,2008:6)
4. Tujuan Pembelajaran (Instruksional)
Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang hendak dicapai setelah selesai diselenggarakannya suatu proses pambelajaran, misalnya satuan acara pertemuan, yang bertitik tolak pada perubahan tingkah laku siswa. Tujuan ini disusun berdasarkan tujuan kurikulum.

C.    TUJUAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
1.      Definisi Tujuan Pembelajaran
Secara bahasa, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata tujuan berasal dari kata tuju, dengan menambah akhiran –an dengan arti arah; haluan (jurusan); yang dituju; maksud.( Pusat Bahasa Depdiknas. 2001. Hlm.1216 ). Sedangkan Dalam Bahasa Arab (Munawwir, 1997: 1002) kata tujuan diistilahkan dengan al-gharadh (الغرض) dan al-qashd (القصد). Sedangkan pembelajaran diartikan dengan proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (Ibid.Hlm.17). Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dijelaskan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Agar konsep tujuan pembelajaran dipahami secara konprehensif, berikut ini diungkapkan beberapa pendapat ahli tentang pengertian tujuan pembelajaran yakni:
a.       Roestiyah mengungkapkan bahwa tujuan pembelajaran adalah deskripsi tentang penampilan perilaku (performance) anak didik yang diharapkan setelah mempelajari bahan pelajaran tertentu(Pupuh Fathurrohman & M. Sobry Sutikno. 2007 .Hlm.14).
b.      Dewi Salma Prawiradilaga menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran merupakan penjabaran kompetensi yang akan dikuasai oleh pebelajar jika mereka telah selesai dan berhasil menguasai materi ajar tertentu (Dewi Salma Prawiradilaga. Jakarta: 2008. Hlm.37).
Berdasarkan pendapat di atas, tujuan pembelajaran dapat dimaknai dengan deskripsi tentang proses dan hasil pembelajaran yang akan dicapai oleh peserta didik pada satu kompetensi dasar setelah melalui kegiatan pembelajaran. Apabila dikaitkan dengan tujuan pembelajaran PAI, maka pengertiannya adalah deskripsi proses dan hasil pembelajaran PAI yang dicapai oleh peserta didik pada sebuah kompetensi dasar pada standar isi PAI setelah melalui kegiatan pembelajaran yang islami.
Anderson dan Krathwohl menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran merupakan hal yang sangat spesifik yang harus dicapai oleh pendidik dalam kegiatan pembelajaran kepada peserta didiknya dalam kurun waktu tertentu. Sehingga untuk mencapai tujuan pendidikan, yang harus dilakukan pertama kali adalah mencapai tujuan pembelajaran. Kurun waktu tertentu, dapat dimaknai dengan dalam satu kali tatap muka atau lebih, sesuai dengan kedalaman kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik (Lorin W. Anderson & David R. Krathwohl, 2001. Hlm.16).
1.      Definisi Pendidikan Menurut Islam Pendidikan dalam konteks Islam
Definisi Pendidikan Menurut Islam Pendidikan dalam konteks Islam yaitu bimbingan terhadap perkembangan rohani dan jasmani menurut ajaran islam dengan hikmah mengarahkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam” (Arifin, 1987: 13-14). Pengertian pendidikan bahkan lebih diperluas cakupannya sebagai aktivitas dan fenomena. Pendidikan sebagai aktivitas berarti upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup, baik yang bersifat manual (petunjuk praktis) maupun mental, dan sosial sedangkan pendidikan sebagai fenomena adalah peristiwa perjumpaan antara dua orang atau lebih yang dampaknya ialah berkembangnya suatu pandangan hidup, sikap hidup, atau keterampilan hidup pada salah satu atau beberapa pihak, yang kedua pengertian ini harus bernafaskan atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam yang bersumber dari al Qur’an dan Sunnah (Hadist).
2.    Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah. Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup menusia itu menurut Allah ialah beribadah kepada Allah. Seperti dalam surat Dzariyat ayat 56 : “Dan Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku”. Ibadah ialah jalan hidup yang mencakup seluruh aspek kehidupan serta segala yang dilakukan manusia berupa perkataan, perbuatan, perasaan, pemikiran yang disangkutkan dengan Allah.

D.  Model-Model Pembelajaran
Pengertian Model Pembelajaran dapat diartikan sebagai cara, contoh maupun pola, yang mempunyai tujuan meyajikan pesan kepada siswa yang harus diketahui, dimengerti, dan dipahami yaitu dengan cara membuat suatu pola atau contoh dengan bahan-bahan yang dipilih oleh para pendidik/guru sesuai dengan materi yang diberikan dan kondisi di dalam kelas. Suatu model akan mempunyai ciri-ciri tertentu dilihat dari faktor-faktor yang melengkapinya. Ciri-ciri model pembelajaran Tahun 1950 di Amerika yang dipelopori oleh Marc Belt menemukan ciri-ciri dari model-model pembelajaran, antara lain sebagai berikut :
1.      Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar tertentu, misalnya model pembelajaran inkuiri yang disusun oleh Richard Suchman dan dirancang untuk mengembangkan penalaran didasarkan pada tatacara penelitian ilmiah. Model pembelajaran kelompok yang disusun oleh Hebert Thelen yang dirancang untuk melatih partisipasi dan kerjasama dalam kelompok didasarkan pada teori John Dewey.
2.      Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.
3.      Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan pembelajaran di kelas.
4.      Memiliki perangkat bagian model.
5.      Memiliki dampak sebagai akibat penerapan model pembelajaran baik dampak langsung dengan tercapainya tujuan pembelajaran, maupun dampak tidak langsung yang berhubungan dengan hasil belajar jangka panjang. Menurut Komaruddin (2000) bahwa model belajar dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan. Model dapat dipahami sebagai :
a.       Suatu tipe atau desain.
b.      Suatu deskripsi atau analogi yang dipergunakan untuk membantu proses   visualisasi sesuatu yang tidak dapat dengan langsung diamat.
c.       Suatu sistem asumsi-asumsi, data-data, dan inferensi-inferensi yang dipakai untuk menggambarkan secara matematis suatu obyek peristiwa
d.      Suatu desain yang disederhanakan dari suatu sistem kerja, suatu terjemahan realitas yang disederhanakan.
e.       Suatu deskripsi dari suatu sistem yang mungkin atau imajiner.
f.       Penyajian yang diperkecil agar dapat menjelaskan dan menunjukan sifat bentuk aslinya.
Atas dasar pengertian tersebut, maka model dalam pembelajaran dapat dipahami sebagai model pembelajaran merupakan suatu rancangan yang telah diprogram melalui media media peraga dalam membantu untuk memvisualisasikan pesan yang terkandung didalamnya untuk mencapai tujuan belajar sebagai pegangan dalam melaksanakan kegiataan pembelajaran.
Joyce dan Weil (2000)mengatakan ada empat kategori yang penting diperhatikan dalam model mengajar yaitu Model Informasi, model personal, model interaksi, dan model tingkah laku. Model mengajar yang telah dikembangkan dan di tes keberlakuannya oleh para pakar pendidikan dengan mengklasifikasikan model pembelajaran pada empat kelompok yaitu:
1).Model pemrosesan informasi (information Procesisng Models)
Model pemrosesan informasi menjelaskan bagaimana cara individu memberi respon yang datang dari lingkungannya dengan cara mengorganisasikan data, memformulasikan masalah, membangun konsep dan rencana pemecahan masalah serta penggunaan simbol-simbol verbal dan non verbal. Model ini memberikan kepada pelajar sejumlah konsep, pengetesan  hipotesis, dan memusatkan perhatian pada pengembangan kemampuan kreatif. Model pengelolaan informasi ini secara umum dapat diterapkan pada sasaran belajar dari berbagai usia dalam mempelajari individu dan masyarakat. Karena itu model ini potensial untuk digunakan dalam mencapai tujuan yang berdimensi personal dan sosial disamping yang berdimensi intelektual.
Adapun model-model pemrosesan menurut Tom Final din (2001) terdiri atas:


a.       Model berfikir Induktif
Tokohnya adalah Hilda Taba. Tujuan dari model ini adalah untuk mengembangkan proses mental induktif dan penalaran akademik atau pembentukan teori. Kemampuan-kemampuan ini berguna untuk tujuan-tujuan pribadi dan sosial.
b.      Model Inkuiri Ilmiah.
Tokohnya adalah Joseph J. Schwab. Model ini bertujuan mengajarkan sistem penelitian dari suatu disiplin tetapi juga diharapkan untuk mempunyai efek dalam kawasan-kawasan lain (metode-metode sosial mungkin diajarkan dalam upaya meningkatkan pemahaman sosial dan pemecahan masalah sosial).
c.       Model Penemuan Konsep
Tokohnya, Jerome Brunet. Model ini memiliki tujuaan untuk mengembangkan penalaran induktif serta perkembangan dan analisis konsep.
d.      Model pertumbuhan Kognitif.
Tokohnya, Jean Pieget, Irving sigel, Edmund Sulivan, dan Laawrence Kohlberg, tujuannya adalah untuk meningkatkan perkembangan intelektual, terutama penalaran logis, tetapi dapat pula diterapkan pada perkembangan sosial moral.
e.       Model Penata Lanjutan
Tokohnya, David ausebel. Tujuannya untuk me-ningkatkan efisiensi kemampuan pemrosesan informasi guna menyerap dan mengkaitkan bidang-bidang pengetahuan.
f.       Model memori
Tokohnya, harry Lorayne & Jerry Lucas. Model ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengingat.
2). Model personal (personal family)
Model personal merupakan rumpun model pembelajaran yang menekankan kepada proses pengembangan kepribadian individu siswa dengan memperhatikan kehidupan emosional. Proses pendidikan sengaja diusahakan untuk memungkinkan seseorang dapat memahami dirinya dengan baik, memikul tanggung jawab, dan lebih kreatif untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Model ini memusatkan perhatian keada pandangan perseorangan dan berusaha menggalakkan kemandirian yang produktif. Sehingga diharapkan Smanusia menjadi semakin sadar diri dan bertanggung jawab atas tujuannya. Adapun tokoh-tokohnya adalah:
a.    Model pengajaran nondirektif.
Tokohnya, Carl Rogers. Tujuan dari model ini adalah membentuk kemampuan untuk perkembangan pribadi dalam arti kesadaran diri, pemahaman diri, kemandirian, dan konsep diri.
b.    Model latihan Kesadaran
Tokohnya adalah fritz Peris dan William schultz tujuannya adalah meningkatkan kemampuan seseorang untuk eksplorasi diri dan kesadaran diri. Banyak me-nekankan pada perkembangan kesadaran dan pemahaman antarpribadi.
c.    Model Sinektik
Tokohnya adalah William Gordon model ini bertujuan untuk mengembangkan pribadi dalam kreativitas dan pemecahan masalah kreatif.
d.   Model Sistem-sistem Konseptual
Tokohnya adalah, David Hunt tujuannya adalah me-ningkatkan kekompleksan dan keluwesan pribadi.
e.    Model Pertemuan Kelas
Tokohnya adalah William Glasser. Bertujuan untuk mengembangkan pemahaman diri sendiri dan kelompok sosial.
3).Model sosial (social family)
Model sosial menekankan pada usaha mengembangkan kemampuan siswa agar memiliki ke-cakapan untuk berhubungan dengan orang lain sebagai usaha membangun sikap siswa yang demokratis dengan menghargai setiap perbedaan dalam realitas sosial. Inti dari sosial model ini adalah konsep sinergi yaitu energi atau tenaga (kekuatan) yang terhimpun melalui kerjasama sebagai salah satu fenomena kehidupan masyarakat. Dengan menerapkan model sosial, pembelajaran di arahkan pada upaya melibatkan peserta didik dalam menghayati, mengkaji, menerapkan dan menerima fungsi dan peran sosial.
Model sosial ini dirancang untuk memanfaatkan fenomena kerjasama, membimbing para siswa mendefinisikan masalah, mengeksplorasi berbagai cakrawala mengenai masalah, mengumpulkan data yang relevan, dan mengembangkan serta mengetes hipotesis, oleh karena itu guru, seyogianya mengajarkan proses demokratis secara langsung jadi pendidikan harus diorganisasikan dengan cara melakukan penelitian bersama (cooperative inquiry) terhadap masalah-masalah sosial dan masalah-masalah akademis.
4).Model sistem perilaku
Model sistem perilaku dalam pembelajaran (behavioral Model of Teaching) dibangun atas dasar kerangka teori perubahan perilaku, melalui teori ini siswa dibimbing untuk dapat memecahkan masalah belajaar melalui penguraian perilaku kedalam jumlah yang kecil dan berurutan.















BAB III
PENUTUP
A.  KESIMPULAN
1.      PENGERTIAN BELAJAR,MENGAJAR DAN PEMBELAJARAN
1.      Pengertian Belajar
Para ahli mendefinisikan belajar denngan berbagai rumusan,sehingga terdapat kergamaan tentang makna belajar.
a.       Skiner berpendapat yang dimaksud belajar adalah suatu prilaku pada saat orang belajar, maka responya menjadi lebih baik,sebaliknya bila ia tidak belajar,maka responya menurun (Dimyati,1994:8)
b.      Gagne,merumuskan bahwa belajar merupkan kegiatan yang kompleks,yaitu setelah belajar oeang memiliki ketrampilan,pengetahuan,sikap dan nilai.
c.       James W.Vander zanden mengatakan bahwa belajar adalah perubahan tingka laku yang relatif permanen atau perubahan kemampuan sebagai hasil dari pengalaman. Sebuah proses yang didapatkan dari penambahan yang relatif setabil yang etrjadi pada tingkah laku individu yang berinteraksi dengan lingkungan.
2.      Pengertian mengajar
H.M.Arifin,merumuskan pengertian mengajar sebagai suatu kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada belajar agar dapat menerima,menanggapi,menguasai,dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Mengajar mengandung tujuan agar pelajar dapat memperoleh pengetahuan yang kemudian dapat mengembangakan dengan pengembangan pengetahuan itu,pelajar mengalami perubahan tingkah laku. Bahan pelajaran yang disampaikan berproses melalui metode tertentu,sehingga dengan metode yang digunakan tujuan pengajaran dapat tercapai (Arifin,1976:163)
3.      Pengertian Pembelajaran
Akhir-akhir ini muncul istilah baru yaitu pembelajaran. Terdapat perbedaan pengertian antara pengajaran dan pembelajaran. Pengajran berpusat pada guru,sedangkan pembelajara berpusat pada siswa.

2.      HAKEKAT TUJUAN PENDIDIKAN
a.       Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh peserta didik setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan.
b.      Tingkat tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan disusun secara bertingkat, mulai dari tujuan pendidikan yang sangat luas dan umum sampai ke tujuan pendidikan yang spesifik dan operasional. Tingkat tingkat tujuan pendidikan itu meliputi:
1). Tujuan pendidikan nasional
Tujuan pendidikan nasional adalah tujuan yang hendak dicapai dalam sistem pendidikan nasional. Selama dua puluh lima tahun terakhir ini, tujuan pendidikan nasional di negara kita telah mengalami perubahan, sesuai dengan perkembangan pembangunan ditanah air.
2). Tujuan Institusional
Tujuan institusional adalah tujuan yang hendak dicapai oleh suatu lembaga pendidikan atau satuan pendidikan tertentu. Tiap lambaga pendidikan masing-masing, yang berbeda satu dangan yang lainnya, sesuai dengan karakteristik dari lambaga tersebut.

Tujuan kurikulum adalah tujuan yang hendak dicapai oleh suatu program studi, bidang studi dan suatu mata ajaran, yang disusun berdasarkan tujuan institusional. Perumusan tujuan kurikulum berpedoman pada kategorisasi tujuan pendidikan atau taksonomi tujuan, yang dikaitkan dengan bidang-bidang studi yang bersangkutan.
4. Tujuan Pembelajaran (Instruksional)
Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang hendak dicapai setelah selesai diselenggarakannya suatu proses pambelajaran, misalnya satuan acara pertemuan, yang bertitik tolak pada perubahan tingkah laku siswa. Tujuan ini disusun berdasarkan tujuan kurikulum.
3.      Tujuan pembelajaran pendidikan Islam
pada intinya adalah : terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah. Seorang guru adalah pembimbing siswanya dan mengasuh, melatih terhadap perkembangan rohani dan jasmani siswa. Pendidikan Islam yang berarti proses bimbingan pendidikan terhadap perkembangan jasmani, rohani dan akal peserta didik kearah terbentuknya pribadi muslim. Pendidikan Islam itu sendiri adalah pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi ilmu adalah teori. Isi ilmu bumi adalah teori tentang bumi. Maka isi Ilmu pendidikan adalah teori-teori tentang pendidikan, Ilmu pendidikan Islam secara lengkap isi suatu ilmu bukanlah hanya teori. Tujuan pembelajaran merupakan komponen penting dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Apabila pendidik tepat dalam merumuskan tujuan pembelajaran, maka kegiatan pembelajaran akan berjalan dengan arah yang jelas dan tujuan yang akan dicapai.
4.      MODEL MODEL  PEMBELAJARAN
Dari beragam pernyataan-pernyatan mengenai model pembelajaran diatas menunjukan bahwa berbagai banyak cara untuk menerapkan pembelajaran efektif dan efisien. Dengan semikian, melalui pendekatan-pendekatan tersebut diharapkan guru dapat memilih pendekatan mana yang sesuai dengan kebutuhan siswa dalam kondisi yang ada saat ini. Intinya para guru harus bisa menyesuaikan dengan situasi didalam kelas dan suasana hati siswa dalam proses pembelajaran. Jika hal tersebut dapat dilakukan oleh guru secara tepat dan kontinyu, proses pembelajaran di kelas akan dirasakan menyenangkasn baik oleh guru maupun murid




























Daftar Pustaka

Arifin, (1987). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Biona Aksara. Hal : 13-14
Dewi Salma Prawiradilaga. Prinsip Disain Pembelajaran.(Jakarta: Kencana kerjasama dengan Universitas Negeri Jakarta,2008).Hlm.37
Hamalik Oemar, kurikulum dan pembelajaran, (jakarta, Bumi Aksara, 2008)
Hasan Langgulung, Pendidikan dan Peradaban Islam,(jakarta, Pustaka Alhusna, 1983)
Ibid.Hlm.17
Konsep Umum dan Konsep Islami.( Bandung: Refika Aditama,2007).Hlm.14
Lorin W. Anderson & David R. Krathwohl, et.al. 2001. A Taxonomy for Learning and Lorin W. Anderson & David R. Krathwohl, et.al. 2001. A Taxonomy for Learning and Teaching and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives”2001.Hlm.16
Muhibbin Syah,Psikologi belajar.(jakarta:Raja Grafindo Persada, 2003)
Pupuh Fathurrohman & M. Sobry Sutikno. Strategi Belajar Mengajar melalui Penanaman
Pusat Bahasa Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka,2001).Hlm.1216
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,(jakarta, Kalam Mulia, 2002)
Roestiyah NK, masalah ilmu keguruan,(jakarta: Bina Aksara, 1982
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zaim,strategi belajar mengajar (jakarta: Rneka Cipta,2002)

 





1 komentar:

  1. makalahnya sangat membantu, apalagi disertai dengan daftar pustaka yang mana untuk mencegah adanya plagiasi. like (y)

    BalasHapus