MAKALAH
HAKEKAT PROSES PEMBELAJARAN DAN
HAKEKAT TUJUAN PENDIDIKAN
Disusun untuk memenuhi Tugas Struktur
Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulm
Dosen
Pengampu:
Drs.H.Nawawi.M.Pd

Disusun oleh :
Kelompok 3
1. Akhmad Rijal
(1414111007)
2. Lathifatul Khuzmi
(1414111032)
3. Nunung Nurhasanah (1414111041)
FAKULATAS
TARBIYAH/KEGURUAN
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN)
SYEKH
NURJATI CIREBON
2015
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum warakhmatullahi
wabarakatuh
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT,yang telah
memberi kenikmatan kepada penulis dan khususnya kepada kita semua, Karena
berkat hidayah dan karunia_Nya,penulis bisa menyelesaikan makalah ini,Makalah
yang berjudul “HAKEKAT PROSES PEMBELAJARAN DAN HAKEKAT TUJUAN PENDIDIKAN” . shalawat serta salam tak lupa kita
panjatkan kehadirat junjungan kita semua yaitu Nabi besar Muhammad SAW, yang
telah menerangi kita dari kehidupan yang gelap gulita.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, akan tetapi penulis juga menyadari akan
banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu penulis
mohon saran dan kritiknya yang membangun dalam penyelesaian makalah ini.
Semoga makalah ini dapat menjadi khazanah keilmuan khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi para pembaca sekalian, semoga ilmu yang di dapat semua
bisa bermanfaat amin.
Wa’ailikumssalam
warakhmatullahi wabarakhatuh
Cirebon,29
Oktober 2015
Penyusun
Daftar
Isi
Kata Pengantar............................................................................................................... i
Daftar Isi......................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................................. 1
A. LatarBelakangMasalah....................................................................................... 1
B. RumusanMasalah................................................................................................ 1
C. Tujuan................................................................................................................. 1
BAB II
PEMBAHASAN.............................................................................................. 2
A. Pengertian,belajar,mengajar
dan pembelajaran................................................... 2
B.
Hakikat tujuan
pembelajaran.............................................................................. 4
C.
Tujuan
pembelajaran PAI………………………………………....................... 6
D.
Model
model pembelajaran………………………………………..................... 10
BAB III PENUTUP....................................................................................................... 15
A. Kesimpulan......................................................................................................... 15
DaftarPustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Pada
hakikatnya belajar merupakan suatu proses yang dilalui oleh individu untuk
memperoleh perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik sebagai hasil dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan. Perubahan tingkah laku
sebagai hasil belajar dapat terjadi melalui usaha mendengar,membaca mengikuti
petunjuk,mengamati,memikirkan,menghayati meniru, melatih, mencoba sendiri
dengan pengajaran atau latihan. Adapun perubahan tingkah laku sebagai hasil
belajar tersebut relatif tetap dan bukan hanya perubahan yang bersifat
sementara. Tingkah laku mengalami perubahan menyangkut semua spek kepribadian, baik
perubahan pengetahuan, kemampuan,ketrampilan,kebiasaan,sikap dan aspek prilaku
lainnya.
Proses
pembelajaran meruapakan suatu proses yang mengandung serangkai pelaksanaan oleh
guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Inetraksi atau hubungan timbal balik
antara guru dan sisiwa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses
pembelajaaran.
2. Rumusan Masalah
Adapun
latar belakang masalah diatas,dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Apa
pengertian dari belajar,mengajar dan pembelajaran?
b. Apa
hakekat tujuan pendiidkan?
c. Apa Tujuan pembelajaran
pendidikan agama islam ?
d. Apa
model model dalam pembelajaran?
3. Tujuan Masalah
Adapun
tujuan dari rumusan masalah ialah:
a. Untuk
mengetahui arti dari belajar,mengajar,dan pemebelajaran.
b. Untuk
mengetahui hakekat proses pembelajaran.
c. Mengetahui
tujuan pembelajaran agama islam.
d. Untuk
mengetahui model model pembelajaran.
e.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN BELAJAR,MENGAJAR DAN PEMBELAJARAN
1. Pengertian
Belajar
Para ahli
mendefinisikan belajar denngan berbagai rumusan,sehingga terdapat kergamaan
tentang makna belajar.
a.
Skiner
berpendapat yang dimaksud belajar adalah suatu prilaku pada saat orang belajar,
maka responya menjadi lebih baik,sebaliknya bila ia tidak belajar,maka responya
menurun (Dimyati,1994:8)
b.
Gagne,merumuskan
bahwa belajar merupkan kegiatan yang kompleks,yaitu setelah belajar oeang
memiliki ketrampilan,pengetahuan,sikap dan nilai.
c.
James W.Vander
zanden mengatakan bahwa belajar adalah perubahan tingka laku yang relatif
permanen atau perubahan kemampuan sebagai hasil dari pengalaman. Sebuah proses
yang didapatkan dari penambahan yang relatif setabil yang etrjadi pada tingkah
laku individu yang berinteraksi dengan lingkungan.
Secara kuantitatif belajar berarti kegiatan pengisian
atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Secara
instutitional,belajar dipandang sebagai proses validasi (pengabsahan) terhadap
penguasaan peserta didik atas materi-materi yang telah mereka pelajari.
Kemudian belajar secara kualitatif (Tinjauan mutu) ialah proses memperoleh arti-arti
dan pemahaman-pemahaman. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada
tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan
masalah-masalah yang kini dan yang akan datang (Muhibin,2003:67-68)
Syaiful Bahri
Djamarah menjelaskan bahwa belajar hakekatnya adalah “perubahan” yang terjadi
dalam diri seseoarang setelah berakhirnya melakukan aktifitas belajar, walaupun
pada kenyataannya tidak semua perubahan termasuk katagori belajar
(Syaiful,2002:44)
2. Pengertian
Mengajar
Dalam masalah, mengajar
juga terdapat keragaman para ahli psikologi pendidikan dalam mendefinisikan.
a.
H.M.Arifin,merumuskan
pengertian mengajar sebagai suatu kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada
belajar agar dapat menerima,menanggapi,menguasai,dan mengembangkan bahan
pelajaran itu. Mengajar mengandung tujuan agar pelajar dapat memperoleh
pengetahuan yang kemudian dapat mengembangakan dengan pengembangan pengetahuan
itu,pelajar mengalami perubahan tingkah laku. Bahan pelajaran yang disampaikan
berproses melalui metode tertentu,sehingga dengan metode yang digunakan tujuan
pengajaran dapat tercapai (Arifin,1976:163)
b.
Roestyah NK
menyatakan,mengajar adalah bimbingan kepada anak dalam proses belajar
(Roestyah,1982:21)
c.
Hasan Langgulung
mendefinisikan pengajran adalah pemindahan pengetahuan dari seseorangyang
mempunyai pengetahuan kepada orang lain yang belum mengetahui (Hasan,1983:3)
Dari terminologi diatas,terdapat unsur-unsur
substansial pengajar yang meliputi :
1) Pengajaran
adalah upaya pemindahan pengetahuan.
2) Pemindahan
pengetahuan dilakuakn oleh seseorang yang mempunyai pengetahuan (pengajar)
kepada orang lain yang belum mengetahui (pelajar) melalui proses
belajar,mengajar.
Proses
pengajaran yang dilaksanakan mengacu pada tiga aspek penguasaan sejumlah
pengetahuan antara pengetahuan,ketrampilan dan sikap tertentu sesuai dengan isi
proses pengjaran tesebut.
3. Pengertian
Pembelajaran
Akhir-akhir ini
muncul istilah baru yaitu pembelajaran. Terdapat perbedaan pengertian antara
pengajaran dan pembelajaran. Pengajran berpusat pada guru,sedangkan pembelajara
berpusat pada siswa.
Menurut Oemar
Hamalik pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi,material pasilitas,perlengkapan dan produser yang saling mempengaruhi
mencapai tujuan pembelajaran. Manusia yang terlibat dalam sistem pembelajaran
terdiri atas siswa, guru dan tenaga lainnya,misalnya tenaga laboratorium.
Material meliputi buku-buku,papan tulis fotografi,slide,dan film,audio dan
video tape. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas,perlengkapan
audio visual juga komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian
informasi,praktek belajar,ujian dan sebagainya.
B. Hakikat Tujuan Pendidikan
a. Tujuan
Pendidikan
Tujuan
pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh peserta didik
setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan. Seluruh kegiatan pendidikan,
yakni bimbingan pengajaran, dan latihan diarahkan untuk mencapai tujuan
pendidikan. Dalam konteks ini, tujuan pendidikan merupakan suatu komponen
sistem pendidikan yang menempati kedudukan dan fungsi sentral. Itu sebabnya,
setiap tenaga kependidikan perlu memehami dengan baik tujuan pendidikan, supaya
berupaya melaksanakan tugas dan fungsinya untuk mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditentukan (Hamalik,2008:3)
b. Tingkat
tujuan pendidikan
Tujuan
pendidikan disusun secara bertingkat, mulai dari tujuan pendidikan yang sangat
luas dan umum sampai ke tujuan pendidikan yang spesifik danoperasional. Tingkat
tingkat tujuan pendidikan itu meliputi (Hamalik,2008:4)
1.
Tujuan pendidikan
nasional
Tujuan
pendidikan nasional adalah tujuan yang hendak dicapai dalam sistem pendidikan
nasional. Selama dua puluh lima tahun terakhir ini, tujuan pendidikan nasional
di negara kita telah mengalami perubahan, sesuai dengan perkembangan pembangunan
ditanah air.
a. Sejak
tahun 1996 berlaku tujuan pendidikan nasional yang menyatakan bahwa “tujuan
pendidikan nasional adalah membentuk manusia pancasila sejati berdasarkan
ketentuan-ketentuan seperti yang dikehendaki oleh pembukaan Undang Undang Dasar
1945” (TAP MPRS No.XXVII/MPRS/1996).
b. Sejak
tahun 1973 berlaku tujuan pendidikan nasional sebagai berikut: tujan umum
pendidikan nasional adalah membentuk manusia pembangunan yang ber-pancasila dan
membentuk manusia indonesia yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan kreatifitas dan tanggung
jawab, dapat menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat
mengembangkan kecerdasan yang tinggi, dan disertai budi pekerti yang luhur,
mencintai bangsanya dan mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan Undang
Undang Dasar 1945 (TAP MPR No.IV/MPR/1973).
c. Sejak
tahun 1978 berlaku tujuan pendidikan nasional sebagai berikut: pendidikan
nasional berdasarkan atas pancasila dan bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan
tehadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan keterampilan, mempertinggi budi
pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat
menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun didinya sendiri
serta bersama-sama tanggung jawab atas pembangunan bangsa (TAP MPR
No.IX/MPR/1978)
d. sejak
tahun 1989, dengan diberlakukannya Undang Undang No. 2 Tahun 1989 tenteng
sistem pendidikan nasional, tujuan pandidikan nasional dirumuskan kembali
sebagai berikut: pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap, dan mandiri serta bertanggung jawab kamasyarakatan dan kebangsaan
e. Dalam
GBHN (1993) ditetapkan tujuan pendidikan nasional yang lebih rinci sebagai
berikut:
Pendidikan
nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia indonesia, yaitu manusia
yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
berkapribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, disiplin,
beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat
jasmani dan rohani menumbuhkkan jiwa patriotik dan mempertebal rasa cinta tanah
air, meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetia kawanan sosial serta
kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap mengahrgai jasa para pahlawan, serta
berorientasi masa depan (TAP MPR No.II/MPR/1993)
2.
Tujuan Institusional
Tujuan
institusional adalah tujuan yang hendak dicapai oleh suatu lembaga pendidikan
atau satuan pendidikan tertentu. Tiap lambaga pendidikan masing-masing, yang
berbeda satu dangan yang lainnya, sesuai dengan karakteristik dari lambaga
tersebut (Hamalik,2008:5-6).
Tujuan
institusional terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum menunjuk
pad apengembangan warga negara yang baik. Tujuan khusus meliputi pengembangan
aspek-aspek pengetahuan, katerampilan, sikap dan nilai. Sebagai contoh
panembangan pendidikan manengah sebagai lanjutan pendidikan dasar di sekolah
ditingkatkan agar mampu membentuk pribadi manusia ynag beriman dan bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, serta untuk memenuhi
kebutuhan pembangunan yang memerlukan tenaga berkemampuan dan berketerampilan.
Dalam Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional ditegaskan bahwa “pendidikan
menengah diselanggarakan untuk malanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta
menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam
sekitar serta dapat mengambangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau
pendidikan tinggi. Ketetapan tersebut menjadi dasar dalam merumuskan tujuan
suatu lembaga pedidikan, seperti: SMA, SMEA, dan sebagainya.
3.
Tujuan Kurikulum
Tujuan
kurikulum adalah tujuan yang hendak dicapai oleh suatu program studi, bidang
studi dan suatu mata ajaran, yang disusun berdasarkan tujuan institusional.
Perumusan tujuan kurikulum berpedoman pada kategorisasi tujuan pendidikan atau
taksonomi tujuan, yang dikaitkan dengan bidang-bidang studi yang bersangkuta
(Hamalik,2008:6)
4.
Tujuan Pembelajaran (Instruksional)
Tujuan
pembelajaran adalah tujuan yang hendak dicapai setelah selesai
diselenggarakannya suatu proses pambelajaran, misalnya satuan acara pertemuan,
yang bertitik tolak pada perubahan tingkah laku siswa. Tujuan ini disusun
berdasarkan tujuan kurikulum.
C.
TUJUAN
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
1.
Definisi Tujuan Pembelajaran
Secara bahasa, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata tujuan berasal dari
kata tuju, dengan menambah akhiran –an dengan arti arah; haluan (jurusan); yang
dituju; maksud.( Pusat Bahasa Depdiknas. 2001. Hlm.1216 ). Sedangkan Dalam
Bahasa Arab (Munawwir, 1997: 1002) kata tujuan diistilahkan dengan al-gharadh (الغرض) dan
al-qashd (القصد). Sedangkan pembelajaran diartikan dengan proses, cara,
perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (Ibid.Hlm.17).
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi
proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dalam UU No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dijelaskan bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Agar konsep tujuan pembelajaran dipahami
secara konprehensif, berikut ini diungkapkan beberapa pendapat ahli tentang
pengertian tujuan pembelajaran yakni:
a.
Roestiyah mengungkapkan bahwa tujuan
pembelajaran adalah deskripsi tentang penampilan perilaku (performance) anak
didik yang diharapkan setelah mempelajari bahan pelajaran tertentu(Pupuh
Fathurrohman & M. Sobry Sutikno. 2007 .Hlm.14).
b.
Dewi Salma Prawiradilaga menjelaskan
bahwa tujuan pembelajaran merupakan penjabaran kompetensi yang akan dikuasai
oleh pebelajar jika mereka telah selesai dan berhasil menguasai materi ajar
tertentu (Dewi Salma Prawiradilaga. Jakarta: 2008. Hlm.37).
Berdasarkan pendapat di atas, tujuan
pembelajaran dapat dimaknai dengan deskripsi tentang proses dan hasil
pembelajaran yang akan dicapai oleh peserta didik pada satu kompetensi dasar
setelah melalui kegiatan pembelajaran. Apabila dikaitkan dengan tujuan
pembelajaran PAI, maka pengertiannya adalah deskripsi proses dan hasil
pembelajaran PAI yang dicapai oleh peserta didik pada sebuah kompetensi dasar
pada standar isi PAI setelah melalui kegiatan pembelajaran yang islami.
Anderson dan Krathwohl menjelaskan
bahwa tujuan pembelajaran merupakan hal yang sangat spesifik yang harus dicapai
oleh pendidik dalam kegiatan pembelajaran kepada peserta didiknya dalam kurun
waktu tertentu. Sehingga untuk mencapai tujuan pendidikan, yang harus dilakukan
pertama kali adalah mencapai tujuan pembelajaran. Kurun waktu tertentu, dapat
dimaknai dengan dalam satu kali tatap muka atau lebih, sesuai dengan kedalaman
kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik (Lorin W. Anderson &
David R. Krathwohl, 2001. Hlm.16).
1.
Definisi Pendidikan Menurut Islam
Pendidikan dalam konteks Islam
Definisi Pendidikan Menurut Islam Pendidikan dalam konteks Islam yaitu
bimbingan terhadap perkembangan rohani dan jasmani menurut ajaran islam dengan
hikmah mengarahkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua ajaran
Islam” (Arifin, 1987: 13-14). Pengertian pendidikan bahkan lebih diperluas
cakupannya sebagai aktivitas dan fenomena. Pendidikan sebagai aktivitas berarti
upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok
orang dalam mengembangkan pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup,
baik yang bersifat manual (petunjuk praktis) maupun mental, dan sosial
sedangkan pendidikan sebagai fenomena adalah peristiwa perjumpaan antara dua
orang atau lebih yang dampaknya ialah berkembangnya suatu pandangan hidup,
sikap hidup, atau keterampilan hidup pada salah satu atau beberapa pihak, yang
kedua pengertian ini harus bernafaskan atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai
Islam yang bersumber dari al Qur’an dan Sunnah (Hadist).
2.
Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam
Tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah.
Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang
menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah
kepada Allah. Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu
merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah.
Tujuan hidup menusia itu menurut Allah ialah beribadah kepada Allah. Seperti dalam
surat Dzariyat ayat 56 : “Dan Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali supaya
mereka beribadah kepada-Ku”. Ibadah ialah jalan hidup yang mencakup seluruh
aspek kehidupan serta segala yang dilakukan manusia berupa perkataan,
perbuatan, perasaan, pemikiran yang disangkutkan dengan Allah.
D. Model-Model
Pembelajaran
Pengertian Model Pembelajaran dapat diartikan
sebagai cara, contoh maupun pola, yang mempunyai tujuan meyajikan pesan kepada
siswa yang harus diketahui, dimengerti, dan dipahami yaitu dengan cara membuat
suatu pola atau contoh dengan bahan-bahan yang dipilih oleh para pendidik/guru
sesuai dengan materi yang diberikan dan kondisi di dalam kelas. Suatu model
akan mempunyai ciri-ciri tertentu dilihat dari faktor-faktor yang
melengkapinya. Ciri-ciri model pembelajaran Tahun 1950 di Amerika yang
dipelopori oleh Marc Belt menemukan ciri-ciri dari model-model pembelajaran,
antara lain sebagai berikut :
1. Berdasarkan
teori pendidikan dan teori belajar tertentu, misalnya model pembelajaran
inkuiri yang disusun oleh Richard Suchman dan dirancang untuk mengembangkan
penalaran didasarkan pada tatacara penelitian ilmiah. Model pembelajaran
kelompok yang disusun oleh Hebert Thelen yang dirancang untuk melatih
partisipasi dan kerjasama dalam kelompok didasarkan pada teori John Dewey.
2. Mempunyai
misi atau tujuan pendidikan tertentu.
3. Dapat
dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan pembelajaran di kelas.
4. Memiliki
perangkat bagian model.
5. Memiliki
dampak sebagai akibat penerapan model pembelajaran baik dampak langsung dengan
tercapainya tujuan pembelajaran, maupun dampak tidak langsung yang berhubungan
dengan hasil belajar jangka panjang. Menurut Komaruddin
(2000) bahwa model belajar dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang
digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan. Model dapat dipahami
sebagai :
a. Suatu
tipe atau desain.
b. Suatu
deskripsi atau analogi yang dipergunakan untuk membantu proses visualisasi sesuatu yang tidak dapat dengan
langsung diamat.
c. Suatu
sistem asumsi-asumsi, data-data, dan inferensi-inferensi yang dipakai untuk
menggambarkan secara matematis suatu obyek peristiwa
d. Suatu
desain yang disederhanakan dari suatu sistem kerja, suatu terjemahan realitas
yang disederhanakan.
e. Suatu
deskripsi dari suatu sistem yang mungkin atau imajiner.
f. Penyajian
yang diperkecil agar dapat menjelaskan dan menunjukan sifat bentuk aslinya.
Atas dasar pengertian tersebut, maka model dalam
pembelajaran dapat dipahami sebagai model pembelajaran merupakan suatu
rancangan yang telah diprogram melalui media media peraga dalam membantu untuk
memvisualisasikan pesan yang terkandung didalamnya untuk mencapai tujuan
belajar sebagai pegangan dalam melaksanakan kegiataan pembelajaran.
Joyce dan Weil (2000)mengatakan ada empat kategori
yang penting diperhatikan dalam model mengajar yaitu Model Informasi, model
personal, model interaksi, dan model tingkah laku. Model mengajar yang telah
dikembangkan dan di tes keberlakuannya oleh para pakar pendidikan dengan
mengklasifikasikan model pembelajaran pada empat kelompok yaitu:
1).Model
pemrosesan informasi (information Procesisng Models)
Model pemrosesan informasi menjelaskan bagaimana
cara individu memberi respon yang datang dari lingkungannya dengan cara
mengorganisasikan data, memformulasikan masalah, membangun konsep dan rencana
pemecahan masalah serta penggunaan simbol-simbol verbal dan non verbal. Model
ini memberikan kepada pelajar sejumlah konsep, pengetesan hipotesis, dan memusatkan perhatian pada
pengembangan kemampuan kreatif. Model pengelolaan informasi ini secara umum
dapat diterapkan pada sasaran belajar dari berbagai usia dalam mempelajari
individu dan masyarakat. Karena itu model ini potensial untuk digunakan dalam
mencapai tujuan yang berdimensi personal dan sosial disamping yang berdimensi
intelektual.
Adapun model-model pemrosesan menurut Tom Final din
(2001) terdiri atas:
a. Model
berfikir Induktif
Tokohnya adalah Hilda Taba. Tujuan
dari model ini adalah untuk mengembangkan proses mental induktif dan penalaran
akademik atau pembentukan teori. Kemampuan-kemampuan ini berguna untuk
tujuan-tujuan pribadi dan sosial.
b. Model
Inkuiri Ilmiah.
Tokohnya adalah Joseph J. Schwab.
Model ini bertujuan mengajarkan sistem penelitian dari suatu disiplin tetapi
juga diharapkan untuk mempunyai efek dalam kawasan-kawasan lain (metode-metode
sosial mungkin diajarkan dalam upaya meningkatkan pemahaman sosial dan
pemecahan masalah sosial).
c. Model
Penemuan Konsep
Tokohnya, Jerome Brunet. Model ini
memiliki tujuaan untuk mengembangkan penalaran induktif serta perkembangan dan
analisis konsep.
d. Model
pertumbuhan Kognitif.
Tokohnya, Jean Pieget, Irving
sigel, Edmund Sulivan, dan Laawrence Kohlberg, tujuannya adalah untuk
meningkatkan perkembangan intelektual, terutama penalaran logis, tetapi dapat
pula diterapkan pada perkembangan sosial moral.
e. Model
Penata Lanjutan
Tokohnya, David ausebel. Tujuannya
untuk me-ningkatkan efisiensi kemampuan pemrosesan informasi guna menyerap dan
mengkaitkan bidang-bidang pengetahuan.
f. Model
memori
Tokohnya, harry Lorayne & Jerry
Lucas. Model ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengingat.
2).
Model personal (personal family)
Model personal merupakan rumpun model pembelajaran yang
menekankan kepada proses pengembangan kepribadian individu siswa dengan
memperhatikan kehidupan emosional. Proses pendidikan sengaja diusahakan untuk
memungkinkan seseorang dapat memahami dirinya dengan baik, memikul tanggung
jawab, dan lebih kreatif untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Model
ini memusatkan perhatian keada pandangan perseorangan dan berusaha menggalakkan
kemandirian yang produktif. Sehingga diharapkan Smanusia menjadi semakin sadar
diri dan bertanggung jawab atas tujuannya. Adapun tokoh-tokohnya adalah:
a. Model
pengajaran nondirektif.
Tokohnya, Carl Rogers. Tujuan dari
model ini adalah membentuk kemampuan untuk perkembangan pribadi dalam arti
kesadaran diri, pemahaman diri, kemandirian, dan konsep diri.
b. Model
latihan Kesadaran
Tokohnya adalah fritz Peris dan
William schultz tujuannya adalah meningkatkan kemampuan seseorang untuk
eksplorasi diri dan kesadaran diri. Banyak me-nekankan pada perkembangan
kesadaran dan pemahaman antarpribadi.
c. Model
Sinektik
Tokohnya adalah William Gordon
model ini bertujuan untuk mengembangkan pribadi dalam kreativitas dan pemecahan
masalah kreatif.
d. Model
Sistem-sistem Konseptual
Tokohnya adalah, David Hunt
tujuannya adalah me-ningkatkan kekompleksan dan keluwesan pribadi.
e. Model
Pertemuan Kelas
Tokohnya adalah William Glasser.
Bertujuan untuk mengembangkan pemahaman diri sendiri dan kelompok sosial.
3).Model sosial
(social family)
Model
sosial menekankan pada usaha mengembangkan kemampuan siswa agar memiliki
ke-cakapan untuk berhubungan dengan orang lain sebagai usaha membangun sikap
siswa yang demokratis dengan menghargai setiap perbedaan dalam realitas sosial.
Inti dari sosial model ini adalah konsep sinergi yaitu energi atau tenaga
(kekuatan) yang terhimpun melalui kerjasama sebagai salah satu fenomena
kehidupan masyarakat. Dengan menerapkan model sosial, pembelajaran di arahkan
pada upaya melibatkan peserta didik dalam menghayati, mengkaji, menerapkan dan
menerima fungsi dan peran sosial.
Model
sosial ini dirancang untuk memanfaatkan fenomena kerjasama, membimbing para
siswa mendefinisikan masalah, mengeksplorasi berbagai cakrawala mengenai
masalah, mengumpulkan data yang relevan, dan mengembangkan serta mengetes
hipotesis, oleh karena itu guru, seyogianya mengajarkan proses demokratis
secara langsung jadi pendidikan harus diorganisasikan dengan cara melakukan
penelitian bersama (cooperative inquiry) terhadap masalah-masalah sosial dan
masalah-masalah akademis.
4).Model sistem perilaku
Model sistem perilaku dalam pembelajaran (behavioral
Model of Teaching) dibangun atas dasar kerangka teori perubahan perilaku,
melalui teori ini siswa dibimbing untuk dapat memecahkan masalah belajaar
melalui penguraian perilaku kedalam jumlah yang kecil dan berurutan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1.
PENGERTIAN
BELAJAR,MENGAJAR DAN PEMBELAJARAN
1. Pengertian
Belajar
Para ahli
mendefinisikan belajar denngan berbagai rumusan,sehingga terdapat kergamaan
tentang makna belajar.
a. Skiner
berpendapat yang dimaksud belajar adalah suatu prilaku pada saat orang belajar,
maka responya menjadi lebih baik,sebaliknya bila ia tidak belajar,maka responya
menurun (Dimyati,1994:8)
b. Gagne,merumuskan
bahwa belajar merupkan kegiatan yang kompleks,yaitu setelah belajar oeang
memiliki ketrampilan,pengetahuan,sikap dan nilai.
c. James
W.Vander zanden mengatakan bahwa belajar adalah perubahan tingka laku yang
relatif permanen atau perubahan kemampuan sebagai hasil dari pengalaman. Sebuah
proses yang didapatkan dari penambahan yang relatif setabil yang etrjadi pada
tingkah laku individu yang berinteraksi dengan lingkungan.
2. Pengertian
mengajar
H.M.Arifin,merumuskan
pengertian mengajar sebagai suatu kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada
belajar agar dapat menerima,menanggapi,menguasai,dan mengembangkan bahan
pelajaran itu. Mengajar mengandung tujuan agar pelajar dapat memperoleh
pengetahuan yang kemudian dapat mengembangakan dengan pengembangan pengetahuan
itu,pelajar mengalami perubahan tingkah laku. Bahan pelajaran yang disampaikan
berproses melalui metode tertentu,sehingga dengan metode yang digunakan tujuan
pengajaran dapat tercapai (Arifin,1976:163)
3. Pengertian
Pembelajaran
Akhir-akhir ini
muncul istilah baru yaitu pembelajaran. Terdapat perbedaan pengertian antara
pengajaran dan pembelajaran. Pengajran berpusat pada guru,sedangkan pembelajara
berpusat pada siswa.
2.
HAKEKAT
TUJUAN PENDIDIKAN
a. Tujuan
Pendidikan
Tujuan
pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh peserta didik
setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan.
b. Tingkat
tujuan pendidikan
Tujuan
pendidikan disusun secara bertingkat, mulai dari tujuan pendidikan yang sangat
luas dan umum sampai ke tujuan pendidikan yang spesifik dan operasional.
Tingkat tingkat tujuan pendidikan itu meliputi:
1). Tujuan pendidikan nasional
Tujuan
pendidikan nasional adalah tujuan yang hendak dicapai dalam sistem pendidikan
nasional. Selama dua puluh lima tahun terakhir ini, tujuan pendidikan nasional
di negara kita telah mengalami perubahan, sesuai dengan perkembangan
pembangunan ditanah air.
2).
Tujuan Institusional
Tujuan institusional adalah tujuan yang hendak
dicapai oleh suatu lembaga pendidikan atau satuan pendidikan tertentu. Tiap
lambaga pendidikan masing-masing, yang berbeda satu dangan yang lainnya, sesuai
dengan karakteristik dari lambaga tersebut.
Tujuan
kurikulum adalah tujuan yang hendak dicapai oleh suatu program studi, bidang
studi dan suatu mata ajaran, yang disusun berdasarkan tujuan institusional.
Perumusan tujuan kurikulum berpedoman pada kategorisasi tujuan pendidikan atau
taksonomi tujuan, yang dikaitkan dengan bidang-bidang studi yang bersangkutan.
4. Tujuan Pembelajaran
(Instruksional)
Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang hendak
dicapai setelah selesai diselenggarakannya suatu proses pambelajaran, misalnya
satuan acara pertemuan, yang bertitik tolak pada perubahan tingkah laku siswa.
Tujuan ini disusun berdasarkan tujuan kurikulum.
3. Tujuan pembelajaran pendidikan Islam
pada intinya
adalah : terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam,
pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah.
Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah. Seorang guru
adalah pembimbing siswanya dan mengasuh, melatih terhadap perkembangan rohani
dan jasmani siswa. Pendidikan Islam yang berarti proses bimbingan pendidikan
terhadap perkembangan jasmani, rohani dan akal peserta didik kearah
terbentuknya pribadi muslim. Pendidikan Islam itu sendiri adalah pendidikan
yang berdasarkan Islam. Isi ilmu adalah teori. Isi ilmu bumi adalah teori
tentang bumi. Maka isi Ilmu pendidikan adalah teori-teori tentang pendidikan,
Ilmu pendidikan Islam secara lengkap isi suatu ilmu bukanlah hanya teori.
Tujuan pembelajaran merupakan komponen penting dalam merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran. Apabila pendidik tepat dalam merumuskan tujuan
pembelajaran, maka kegiatan pembelajaran akan berjalan dengan arah yang jelas
dan tujuan yang akan dicapai.
4.
MODEL
MODEL PEMBELAJARAN
Dari beragam
pernyataan-pernyatan mengenai model pembelajaran diatas menunjukan bahwa
berbagai banyak cara untuk menerapkan pembelajaran efektif dan efisien. Dengan
semikian, melalui pendekatan-pendekatan tersebut diharapkan guru dapat memilih
pendekatan mana yang sesuai dengan kebutuhan siswa dalam kondisi yang ada saat
ini. Intinya para guru harus bisa menyesuaikan dengan situasi didalam kelas dan
suasana hati siswa dalam proses pembelajaran. Jika hal tersebut dapat dilakukan
oleh guru secara tepat dan kontinyu, proses pembelajaran di kelas akan
dirasakan menyenangkasn baik oleh guru maupun murid
Daftar Pustaka
Arifin, (1987). Filsafat Pendidikan
Islam. Jakarta : Biona Aksara. Hal : 13-14
Dewi Salma
Prawiradilaga. Prinsip Disain Pembelajaran.(Jakarta: Kencana kerjasama dengan
Universitas Negeri Jakarta,2008).Hlm.37
Hamalik
Oemar, kurikulum dan pembelajaran, (jakarta, Bumi Aksara, 2008)
Hasan
Langgulung, Pendidikan dan Peradaban Islam,(jakarta, Pustaka Alhusna,
1983)
Ibid.Hlm.17
Konsep Umum
dan Konsep Islami.( Bandung: Refika Aditama,2007).Hlm.14
Lorin W. Anderson & David R.
Krathwohl, et.al. 2001. A Taxonomy for Learning and Lorin W. Anderson & David
R. Krathwohl, et.al. 2001. A Taxonomy for Learning and Teaching and Assessing:
A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives”2001.Hlm.16
Muhibbin
Syah,Psikologi belajar.(jakarta:Raja Grafindo Persada, 2003)
Pupuh
Fathurrohman & M. Sobry Sutikno. Strategi Belajar Mengajar melalui
Penanaman
Pusat Bahasa Depdiknas. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka,2001).Hlm.1216
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,(jakarta,
Kalam Mulia, 2002)
Roestiyah NK, masalah ilmu keguruan,(jakarta:
Bina Aksara, 1982
Syaiful
Bahri Djamarah dan Aswan Zaim,strategi belajar mengajar (jakarta: Rneka
Cipta,2002)
makalahnya sangat membantu, apalagi disertai dengan daftar pustaka yang mana untuk mencegah adanya plagiasi. like (y)
BalasHapus