Selasa, 01 Desember 2015

Pengembangan Kurikulum Hakikat dan Kedudukan Kurikulum dalam Pendidikan



Pengembangan Kurikulum
Hakikat dan Kedudukan Kurikulum dalam Pendidikan
Disusun untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam (A) Semester III
Dosen Pengampu :
Drs.H.Nawawi M.Pd

Logo-IAIN-Cirebon.jpg

Disusun oleh :
Agra Nugraha
Diah Siti Hartinah
Muhamad Iqbal

Kelompok : 1

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
TAHUN 2015

 
Daftar Isi
Daftar Isi ................................................................................................................       i
BAB I Pendahuluan ..............................................................................................       1
A.    Latar Belakang Masalah ............................................................................       1
B.     Rumusan Masalah ......................................................................................       1
C.     Tujuan Penulisan ........................................................................................       1
BAB II Pembahasan ..............................................................................................       2
A.    Pengertian Pendidikan dan Kurikulum.......................................................       2
B.     Hakikat Pendidikan dan Kurikulum ..........................................................       3
C.     Kedudukan Pendidikan dan Kurikulum.....................................................       5
D.    Fungsi Kurikulum.......................................................................................       7
BAB III Penutup ...................................................................................................       8
A.    Kesimpulan ................................................................................................       8
Daftar Pustaka



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Penyempurnaan kurikulum sesungguhya merupakan hal yang biasa, bahkan justru merupakan suatu keharusan.Mengapa demikian?Karena kurikulum dapat di ibaratkan sepertipakain kita. Ketika pakaian kita masih baru, warnanya kelihatan cemerlang, namun setelah kita pakai selama berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, bertahun-tahun,warnanya akan semakin pudar, dan pada suatu saat sudah tidak layak pakai lagi, kemudian kita ganti denga pakaian yang baru lagi.
Kurikulum juga demikian. Ketika diimplementasikan pada tahun pertama, kondisinya akan sesuai denga kondisi saat ini, yakni sesuai denga tuntunan zaman, setelah diimplementasikan bebrapa tahun kemudian, ada bagian-bagian tertentu daridokumen kurikulum tersebut, termasuk buku teksnya, yang mungkin tidak sesuai lagi denga tuntunan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu:
1.      Apa pengertian Pendidikan dan Kurikulum ?
2.      Apa hakikat Pendidikan dan Kurikulum ?
3.      Bagaimana kedudukan Pendidikan dan Kurikulum ?
4.      Bagaimana fungsi Pendidikan dan Kurikulum ?
C.     Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulis yaitu:
1.      Bisa mengerti pengertian pendidikan dan kurikulum
2.      Bisa memahami hakikat pendidikan dan kurikulum
3.      Bisa mengetahui kedudukan pendidikan dan kurikulum
4.      Bisa mengerti tentang fungsi dari pendidikan dan kurikulum

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pendidikan dan Kurikulum
Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya. Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Karena itulah sering dinyatakan pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat manusia. Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha manusia melestarikan hidupnya
Dalam bahasa Jawa pendidikan berarti panggulawentah (pengolahan), mengolah, mengubah, kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran dan watak, mengubah kepribadian sang anak. Sedangkan menurut Herbart pendidikan merupakan pembentukan peserta didik kepada yang diinginkan pendidik yang diistilahkan dengan Educere.(M.R. Kurniadi,STh;1) Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendidikan berasal dari kata dasar “didik” (mendidik), yaitu memelihara dan memberi latihan (ajaran pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian proses pengubahan dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perluasan, dan cara mendidik. Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.
Terdapat banyak pengertian kurikulum, yang berkembang sejalan denga perkembangan teori dan praktik pendidikan.Selain itu, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang di anutnya.Pengertian kurikulum mulai dari yang sangat sederhana, yakni kurikulum merupakan kumpulan sejumlah mata pelajaran sampai dengan kurikulum sebagai kegiata social. Pengertian kurikulum akan mempengaruhi praktik-praktik pengembangan kurikulum (Widyastono, 2014: 1).
Kurikulum merupakan program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajaryang diprogramkan,direncanakan dan dirancangkan secara sistimatisatas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalamproses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didikuntukmencapai tujuan pendidikan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan;  perangkat mata kuliah mengenai bidang keahlian khusus.
Kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan oleh lembaga pendidikan (sekolah) bagi siswa. Berdasarkan program pendidikan tersebut siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga mendorong perkembangan dan pertumbuhannya sesuai dengantujuan pendidikan yang telah ditetapkan dengan kata lain, dengan program kurikuler tersebut,sekolah/lembaga pendidikan menyediakan lingkungan pendidikan bagi siswa untuk berkembang itu sebabnya, kurikulum disusun sedemikian yang memungkinkan siswa melakukan beraneka ragam kegiatan belajar. Kurikulum tidak terbatas pada jumlah mata pelajaran, namun meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa, seperti: bangunan sekolah, alat pelajaran, perlengkapan sekolah, perpustakaan, karyawan tata usaha, gambar-gambar, halaman sekolah, dan lain-lain (Hamalik, 2006:10).
B.     Hakikat Pendidikan dan Kurikulum
Pendidikan merupakan transfer of knowledge, transfer of value dan transfer of culture and transfer of religius yang semoga diarahkan pada upaya untuk memanusiakan manusia.
Hakikat proses pendidikan ini sebagai upaya untuk mengubah perilaku individu atau kelompok agar memiliki nilai-nilai yang disepakati berdasarkan agama, filsafat, ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan. Menurut pandangan Paula Freire pendidikan adalah proses pengaderan dengan hakikat tujuannya adalah pembebasan. Hakikat pendidikan adalah kemampuan untuk mendidik diri sendiri.
Dalam konteks ajaran Islam hakikat pendidikan adalah mengembalikan nilai-nilai ilahiyah pada manusia (fitrah) dengan bimbingan Alquran dan as-Sunnah (Hadits) sehingga menjadi manusia berakhlakul karimah (insan kamil) Dengan demikian hakikat pendidikan adalah sangat ditentukan oleh nilai-nilai, motivasi dan tujuan dari pendidikan itu sendiri.Maka hakikat pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.      Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidik;
2.      Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan yang mengalami perubahan yang semakin pesat;
3.      Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat;
4.      Pendidikan berlangsung seumur hidup;
5.      Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu. (Abuddin, 2005: 5)
Adapun mengenai hakikat kurikulum mengacu pada berbagai pengertian kurikulum, Hasan (2011) mengelompokan pengertian kurikulum ke dalam empat dimensi yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu: (1) kurikulum sebagai suatu ide/gagasan; (2) kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, yang sebenarnya merupakan suatu perwujudan daei kurikulum sebagai suatu ide; (3) kurikulum sebagai suatu realita atau implementasi kurikulum, yang sebenarnya merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis; dan (4) kurikulum sebagai suatu hasil, yang merupakan konsekuensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan (Widyastono, 2014:4).


C.    Kedudukan Pendidikan dan Kurikulum
Dalam lingkungan masyarakatpun terjadi berbagai bentuk interaksi pendidikan, dari yang sangat formal yang mirip dengan pendidikan di sekolah dalam bentuk kursus-kursus, sampai dengan yang kurang formal seperti ceramah dan pergaulan kerja. Gurunya juga bervariasi dari yang memiliki latar belakang pendidikan khusus sebagai pendidik karena pengalaman. Kurikulum juga bervariasi, dari yang memiliki kurikulum formal dan tertulis sampai dengan rencana pelajaran yang hanya ada pada pikiran penceramah atau moderator atau gagasan keteladanan yang ada pada pemimpin.
Dari hal-hal yang diuraikan itu, dapat ditarik beberapa kesimpulan berkenaan dengan pendidikan formal. (1) pendidikan formal memiliki rancangan pendidikan atau kurikulum tertulis yang tersusun secara sistematis, jelas, dan rinci. (2) dilaksanakan secara formal, terencana, ada yang mengawasi dan menilai. (3) diberikan oleh pendidik atau guru yang memiliki ilmu dan keterampilan khusus dalam bidang pendidikan. (4) interaksi pendidikan berlangsung dalam lingkungan tertentu, dengan fasilitas dan alat serta aturan-aturan permainan tertentu pula.
Bahwa adanya rancangan atau kurikulum formal dan tertulis merupakan ciri utama pendidikan di sekolah. Dengan kata lain, kurikulum merupakan syarat mutlak bagi pendidikan di sekolah. Kalau kurikulum merupakan syarat mutlak, hal itu berarti bahwa kurikulum merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan atau pengajaran. Dapat dibayangkan, bagaimana bentuk pelaksanaan suatu pendidikan atau pengajaran di sekolah yang tidak memiliki kurikulum.
Setiap praktik pendidikan diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan tertentu, apakah berkenaan dengan penguasaan pengetahuan, pengembangan pribadi, kemampuan sosial, ataupun kemampuan bekerja.Untuk menyampaikan bahan pelajaran, ataupun mengembangkan kemampuan-kemampuan tersebut diperlukan metode penyampaian serta alat-alat bantu tertentu. Untuk menilai hasil dan proses pendidikan, juga diperlukan cara-cara dan alat-alat penilaian tertentu pula. Keempat hal tersebut, yaitu tujuan, bahan ajar, metode-alat, dan penilaian merupakan komponen-komponen utama kurikulum.
Dengan berpedoman pada kurikulum, interaksi pendidikan antara guru dan siswa berlangsung. Interaksi ini tidak berlangsung dalam ruangan hampa, tetapi selalu terjadi dalam lingkungan tertentu, yang mencakup antara lain lingkungan fisik, alam, sosial budaya, ekonomi, politik dan religi.
Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala bentukaktivitas pendidikan. Kurikulum juga merupakan suatu rencana pendidikan memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan. Disamping kedua fungsi itu, kurikulum juga merupakan suatu bidang studi, yang ditekuni oleh para ahli atau spesialis kurikulum, yang menjadi sumber konsep-konsep atau memberikan landasan-landasan teoritis bagi pengembangan kurikulum berbagai institusi pendidikan.
Setiap praktik pendidikan diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan tertentu, apakah berkenaan dengan penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap tertentu, ataupun kemampuan bekerja.Untuk menyampaikan bahan pelajaran, ataupun mengembangkan kemampuan-kemampuan tersebut diperlukan metode penyampaian, juga di perlukan cara-cara dan alat-alat penilaian tertentu pula. Hal-hal tersebut, yaitu tujuan, bahan ajar, metode alat,dan berpedoman pada kurikulum, interaksi pendidikan antara guru dan peserta didik berlangsung lebih terarah.
Kedudukan kurikulum dalam pendidikan adalah (1) sebagai construct yang di bangun untuk mentransfer apa yang sudah terjadi dimasa lalu kepada generasi  berikutnya untuk di lestarikan, diteruskan, atau dikembangkan (2) jawaban untuk menyelesaikan berbagai masalah social yang berkenaan dengan pendidikan dan (3) untuk membangun kehidupan masa depan dimana kehidupan masa lalu, masa sekarang, dan berbagai rencana pengembangan dan pembangunan bangsa dijadikan dasar untuk mengembangkan kehidupan masa depan (Sutarto,dkk,2013); (4) sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU No. 20 Tahun 2003).
D.    Fungsi Kurikulum
Kurikulum memiliki berbagai fungsi. Untuk mencapai tujuan pendidikan,  Bagi guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua, peserta didik dan fungsi kurikulum bagi masyarakat serta pemakai lulusan sekolah, urutannya sebagai berikut (Sanjaya,2011)
1.      Fungsi kurikulum untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum merupakan suatu alat atau usaha untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan oleh sekolah yang di anggap cukup tepat dan penting untuk di capai.
2.      Bagi guru, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang tidak berpedoman pada kuirikulum tidak akan berjalan denga sistematis dan efektif, sebab pembelajaran adalah proses yang bertujuan sehingga segala sesuatu yang dilakukan guru dan peserta didik diarahkan untuk mencapai tujuan. Tanpa kurikulum, dapat dipastikan pembelajaran tanpa arah dan tujuan.
3.      Bagi kepala sekolah, kurikulum berfungsi untuk menyususn perencanaan dan program sekolah. Penyusunan kalender sekolah, pengajuan sarana-prasarana sekolah kepada komite sekolah, penyusunan berbagai kegiatan sekolah, baik intrakurikuler, kokurikuler, ekstrakulikuler, dan kegiatan-kegiatan lainnya didasarkan pada kurikulum yang diguanakan.
4.      Bagi pengawas, kurikulum berfungsi sebagai panduan dalam melakukan supervisi ke sekolah. Dengan berpedoman pada kurikulum, pengawas dapat melihat apakah program sekolah, termasuk pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah sesuai denga tuntutan kurikulum, bagian-bagian mana yang sudah dilaksanakan, bagian-bagian mana yang sedang dilaksanakan, dan bagian-bagian mana yang belum dilaksanakan. Dengan demikian, pengawas bisa memberikan masukan atau saran perbaikan.
5.      Bagi orang tua peserta didik, kurikulum sebagai untuk meberikan bantuan bagi peneyelenggaraan program sekolah dan membantu putra-putinya belajar dirumah sesuai denga program sekolah. Melalui kurikulum, orang tua dapat mengetahui tujuan yang harus dicapai peserta didik serta lingkup materi pelajarannya.
6.      Bagi peserta didik, kurikulum berfungsi sebagai pedoman belajar melalui kurikulum, peserta didik dapat memahami kompetensi apa yang harus dicapai, baik itu pengetahuan, keterampilan, maupun skap. Ketika memulai pemeblajaran guru memberitahu peserta didik tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai setelah mengikuti pembelajaran, maka peserta didik bisa self-evaluation, melakukan penilaian diri ketika pembelajaran sudah selesai. Apa yang harus dilakukannya setelah menguasai kompetebsi tertentu, dan apa yang harus dilakukan apabila dirinya belum meguasainya (Widyastono, 2014:9-10).
Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalm seluruh proses pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.Menurut Mauritz Johnson (1967, hlm. 130) kurikulum “prescribes (or at least anticipates)the result of instruction”. Kurikulum juga merupakan suatu rencana pendidkan, memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan. Di samping keduafungsi itu, kurikulum juga merupakan suatu bidang studi, yang ditekuni oleh para ahli atau spesialis kurikulum, yang menjadi sumber konsep-konsep atau memberikan landasan-landasan teoritis bagi pengembangan kurikulum berbagai institusi pendidikan.
7.      Fungsi kurikulum bagi masyarakat serta pemakai lulusan sekolah. Fungsi ini terkait dengan dua hal utama yaitu pemakai lulusan turut serta memberikan “batuan” guna memperlancar pelaksanaan program pendidikan yang membutuhkan kerja sama dengan pihak orang tua / masyarakat, serta ikut memberikan kritik / saran yang membangun dalam rangka penyempurnaan program pendidikan di sekolah agar lebih serasi dengan kebutuhan masyarakat dan lapangan kerja  (Sukamandinata,2000:4)


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan. Kurikulum bertujuan sebagai arah, pedoman, atau sebagai rambu-rambu dalam pelaksanaan proses pembelajaran (belajar mengajar). Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Kurikulum merupakan suatu rencana pendidikan, memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan. Kurikulum merupakan suatu bidang studi, yang ditekuni oleh para ahli atau spesialis kurikulum, yang menjadi sumber konsep-konsep atau memberikan landasan-landasan teoritis bagi pengembangan kurikulum berbagai institusi pendidikan.


Daftar Pustaka
Hamalik, Oemar. 2007. Manajemen Pengembangan Kurikulum.Bandung: Remaja Karya Offset.
Nata, Abuddin. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2000. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek.Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.
Widyastono., Herry. 2014. Pengembangan Kurikulum di Era Otonomi Daerah. (Ed.Said Hamid Hasan, Udin S. Winataputra, dan Suryani). Jakarta: Bumi Aksara.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar