Selasa, 01 Desember 2015


KURIKULUM HUMANISTIK

Makalah Ini diajukan untuk Memenuhi tugas terstruktur

Mata kuliah : Dasar-dasar pengembangan kurikulum

Dosen Pengampu : Drs. H Nawawi, M, Pd


 

Disusun Oleh:

Kelompok 5

1.      Agus Maulana             (1414111003)

2.      Hikmah Nur Aliyah    (1414111165)

3.      Imam Arif                   (1414111023)

 

 

    Fakultas/Jurusan/ Semester: Tarbiyah/ PAI-A/ 3

 

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON

Jl. Perjuangan By Pass Sunyaragi Telp. (0231) 48624 Fax. (0231) 488926 Cirebon 45132

2015/2016












KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT,yang telah memberi kenikmatan kepada penulis dan khususnya kepada kita semua, karena berkat hidayah dan karunia_Nya, penulis bisa menyelesaikan makalah ini, makalah yang berjudul “Kurikulum Humanistik”. Shalawat serta salam tak lupa kita panjatkan kehadirat junjungan kita semua yaitu Nabi besar Muhammad SAW, yang telah menerangi kita dari kehidupan yang gelap gulita.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, akan tetapi penulis juga menyadari akan banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu penulis mohon saran dan kritiknya yang membangun dalam penyelesaian makalah ini.

Semoga makalah ini dapat menjadi khazanah keilmuan khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca sekalian, semoga ilmu yang di dapat semua bisa bermanfaat.

 

 

                              

 

 CIREBON, 30 November 2015

 

 

Penyusun

 

 


DAFTAR ISI

 

Kata Pengantar ..................................................................................................        i

Daftar Isi ...........................................................................................................         ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................        1

A.    Latar belakang ......................................................................................         1

B.     Rumusan Masalah ................................................................................         2

C.     Tujuan ..................................................................................................         2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................          3

A.    Pengertian kurikulum humanistik ........................................................         3

B.     Konsep Dasar kurikulum humanistik......................................................       3

C.     Karakteristik kurikulum humanistik ....................................................          4

D.    Kelebihan dan kekurangan kurikulum humanistik ..............................          6

BAB III PENUTUP ..........................................................................................         7

A.    Kesimpulan ...........................................................................................         7

B.     Saran  ....................................................................................................         8

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................       9         

 

 

 

                                

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Kurikulum dan pembelajaran, merupakan dua hal yang tidak dapat dibedakan. Sebagai suatu program, kurikulum tidak akan bermakna manakala tidak di implementasikan dalam bentuk pembelajaran. Demikian juga sebaliknya, tanpa kurikulum yang jelas sebagai acuan, maka pembelajaran tidak akan berlangsung secara efektif. Kurikulum merupakan aspek pendidikan yang prinsipil, sebagai turunan dari tujuan, cita – cita atau orientasi pendidikan nasional ,sehingga kurikulum menjadi peran yang sangat besar dalam pendidikan. Ada banyak model kurikulum yang berkembang dalam dunia pendidikan, ada banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan kurikulum diantaranya adalah kebutuhan zaman, pengaruh sosial politik, dan lain sebaginya.

Munculnya teori pendidikan empiristik merupakan cikal bakal dari munculnya pendidikan humanis yang kemudian di ikuti dengan kemunculan kurikulum humanistik, hal ini dikarenakan sama – sama mengakui bahwa dalam setiap diri manusia tedapat potensi, dan potensi itulah yang akan dikembangkan melalui pendidikan. Dalam pendidikan humanis juga ditekankan bagaimana siswa dapat memperluas kesadaran diri dan mengurangi kerenggangan dan keterasingan dari lingkungan, ini semua merupakan sebuah solusi dari semakin jauhnya pendidikan dari realitas sosial, oleh karena itu pendidikan humanis berusaha untuk mengembalikan pendidikan kepada realitas sosila dengan menanamkan nilai – nilai sosial dalam proses pendidikan.

 
B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu:

1.      Apa pengertian Kurikulum Humanistik?

2.      Apa karakteristik kurikulum humanistik?

3.      Bagai mana konsep dasar  kurikulum humanistik?

4.      Apa kelebihan dan kelemahan kurikulum humanistik ?

C.     Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas penulis bertujuan :

1.      Mengetahui pengertian kurikulum humanistik

2.      Mengetahui karakteristik kurikulum humanistik

3.      Mengetahui konsep dasar  kurikulum humanistik

4.      Mengetahui kelebihan dan kekurangan kurikulum humanistik


 





BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Pengertian Kurikulum Humanistik

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan kegiatan pendidikan tertentu sedangkan humanistik berasal dari kata humanis yang secara etimologis adalah orang yang mendambakan dan memperjuangkan terwujudnya pergaulan hidup yang lebih baik. Humanis juga di definisikan sebagai faham yang menganut bahwa manusia adalah subjek terpenting lalu kaitannya dengan kurikulum, bahwa yang di maksud dengan kurikulum humanistik adalah kurikulum yang berorientasikan pada perkembangan keperibadian, sikap, emosi/perasaan peserta didik (Sanjaya, 2008 : 67)

B.     Konsep Dasar Kurikulum Humanistik

Kurikulum Humanistik dikembangkan oleh para ahli pendidikan humanistik. Kurikulum ini berdasarkan konsep aliran pendidikan pribadi (personalized education) yaitu John Dewey (progressive education) dan J.J Rousseau (Romantic education). Aliran ini lebih memberikan tempat utama kepada siswa. Mereka bertolak dari asumsi bahwa anak atau siswa adalah yang utama dan pertama dalam pendidikan. Mereka percaya bahwa siswa mempunyai potensi, punya kemampuan dan kekuatan untuk berkembang. Para pendidik humanis juga berpegang pada konsep Gestalt, bahwa individu atau anak merupakan satu kesatuan yang menyeluruh.

Pandangan mereka berkembang sebagai reaksi terhadap pendidikan yang lebih menekankan segi intelektual dengan peran utama di pegang oleh guru. Pendidikan humanistik menekankan peranan siswa. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk menciptakan situasi yang permisif, rileks dan akrab. Berkat situasi tersebut anak mengembangkan segala potensi yang dimilikinya. Tugas guru adalah menciptakan situasi yang permisif dan mendorong siswa untuk mencari dan mengembangkan pemecahan sendiri.  Pendidikan mereka lebih menekankan bagaimana mengajar siswa (mendorong siswa) dan bagaimana merasakan atau bersikap terhadap sesuatu. Tujuan pengajaran adalah memperluas kesadaran diri sendiri dan mengurangi kerenggangan dan keterasingan dari lingkungan. Ada beberapa aliran yang termasuk dalam pendidikan humanistik yaitu pendidikan konfluen, kritikisme radikal dan mistikisme modern

Pendidikan konfluen menekankan keutuhan pribadi, individu harus merespon secara utuh (baik segi pikiran, perasaan maupun tindakan) terhadap kesatuan yang menyeluruh dari lingkungan.

Kritikisme radikal bersumber dari aliran naturalisme atau romantisme Rousseau. Mereka memandang pendidikan sebagai upaya untuk membantu anak menemukan dan mengembangkan sendiri segala potensi yang dimilikinya.

Mistikisme modern adalah aliran yang menekankan latihan dan pengembangan kepekaan perasaan, kehalusan dan budi pekerti (Sukmadinata,1997:87).

C.    Karakteristik Kurikulum Humanistik

Kurikulum humanistik mempunyai beberapa karakteristik, berkenaan dengan tujuan, metode, organisasi isi, dan evaluasi. Menurut para humanis, kurikulum berfungsi menyediakan pengalaman (pengetahuan-red) berharga untuk membeantu memperlancar perkembangan pribadi murid. bagi mereka tujuan pendidikanadalah proses perkembangan pribadi yang dinamis yang di arahkan pada pertumbuhan, integritas, dan otonomi kepribadian, sikap yang sehat terhadap diri sendiri, orang lain, dan belajar semua itu merupakan bagian dari cita-cita perkembangan manusia yang teraktualisasi (self actualizing person) seorang yang telah mampu mengaktualisasikan diri adalah orang yang telah mencapai keseimbangan (harmoni) perkembangan seluruh aspek pribadinya baik aspek kognitif, estetika, maupun moral, seorang dapat bekerja dengan baik bila memiliki karakter yang baik pula (Sukmadinata, 1997 : 90).

Kurikulum humanistic memiliki beberapa karakteristik yang tidak lepas dari karakteristik pendidikan humanis, diantaranya adalah :

1.      Tujuan

Ahli humanis mempercayai fungsi kurikulum memberikan pengalaman secara interinsik tercapainya perkembangan dan kemerdekaan peribadi. Bagi mereka yaitu memandang tujuan pendidikan sebagai peroses dinamika peribadi yang berhubungan dengan integrasi dan otonomi peribadi yang ideal.

2.      Metode

Kurikulum humanistik menuntut hubungan emosional antara guru dan anak didik melalui suasana belajar yang menyenangkan. Guru mendorong para siswa untuk saling mempercayai dalam peroses belajar mengerjakan sesuatu yang mereka tidak ingin melakukan.

3.      Organisasi

Organisasi kurikulum humanistik terletak dalam integrasi. Bertujuan untuk mengatasi kurikulum teradisonal yang berorientasi pada materi yang gagal dalam menghubungkan psikologi anak. Karena itu kurikulum humanistik tidak selalu menekankan aspek sekuensial dalam organisasi materinya.

4.      Evaluasi

Kurikulum humanistik lebih mengutamakan peroses dari pada hasil artinya apakah aktivitas belajar yang dapat membantu anak didik menjadi manusia yang lain terbuka dan mandiri. Dalam evalusi kurikulum humanistik berbeda dengan yang biasa kegiatan belajar yang baik adalah yang memberikan pengalaman yang akan membantu para sisiwa memperluas kesadaran akan dirinya dan orang lain dan dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya (Nasution,2008: 67).


D.    Kelebihan dan kekurangan kurikulum Humanistik

1.      Kelebihan kurikulum humanistik

Kurikulum humanistik terhadap pembelajaran dengan teori ini sangat cocok diterapkan untuk materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini ialah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri. Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara tanggung jawab tanpa mengurangi hak-hak orang-orang lain atau melanggar aturan, norma, disiplin, atau etika yang berlaku (Idi,2007: 56).

2.      Sebagai suatu hal yang alamiah, kurikulum humanistik memiliki beberapa kelemahan seperti:

a. Keterlibatan emosional tidak selamanya berdampak positif bagi perkembangan individual peserta didik.

b. Meskipun kurikulum ini sangat menekankan individu peserta didik, pada kenyataannya di setiap program terdapat keseragaman peserta didik.

c.  Kurikulum ini kurang memperhatikan kebutuhan masyarakat secara keseluruhan.

d. Pada kurikulum humanistik, prinsip-prinsip psikologis ada yang kurang terhubungkan (Nasution, 2008 : 217).

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

 PENUTUP

A.    Kesimpulan

1.      Kurikulum humanistik merupakan kurikulum yang berorientasikan pada perkembangan keperibadian, sikap, emosi/perasaan peserta didik.

2.      Kurikulum Humanistik dikembangkan oleh para ahli pendidikan humanistik. Kurikulum ini berdasarkan konsep aliran pendidikan pribadi (personalized education) yaitu John Dewey (progressive education) dan J.J Rousseau (Romantic education).

3.      Kurikulum humanistik mempunyai beberapa karakteristik, berkenaan dengan tujuan, metode, organisasi isi, dan evaluasi.

4.      Kelebihan kurikulum humanistik

Kurikulum humanistik terhadap pembelajaran dengan teori ini sangat cocok diterapkan untuk materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini ialah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri.

5.      Sebagai suatu hal yang alamiah, kurikulum humanistic memiliki beberapa kelemahan seperti:

a. Keterlibatan emosional tidak selamanya berdampak positif bagi perkembangan individual peserta didik.

b. Meskipun kurikulum ini sangat menekankan individu peserta didik, pada kenyataannya di setiap program terdapat keseragaman peserta didik.

c. Kurikulum ini kurang memperhatikan kebutuhan masyarakat secara keseluruhan.

d. Pada kurikulum humananistik, prinsip-prinsip psikologis ada yang kurang terhubungkan.

 

 

B.     Saran

1.      Berdasarkan adanya kurikulum humanistik orientasi terhadap perkembangan keperibadian, sikap, emosi/persaan peserta didik bisa ter-realisasikan terhadap pendidikan nasional.

2.      Kurikulum humanistik ini berdasarkan konsep aliran pendidikan pribadi (personalized education) yaitu John Dewey (progressive education) dan J.J Rousseau (Romantic education) diharapkan guru percaya bahwa siswa mempunyai potensi, kemampuan dan kekuatan untuk berkembang.

3.      Berdasarkan adanya karakteristik kurikulum humanistik yang berkenaan dengan tujuan, metode, organisasi, dan evaluasi bisa berfungsi menyediakan pengalaman (pengetahuan-red) berharga untuk membeantu memperlancar perkembangan pribadi murid.

4.      Berdasarkan adanya kelebihan dan kekurangan terhadap kurikulum humanistik ini diharapkan bagi suatu lembaga bisa lebih baik dalam menjalankan suatu kurikulum

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Idi, Abdullah, 2007, Pengembangan Kurikulum, Jakarta: Al-Insan.

Nasution, 2008, Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi, Jakarta: Bumiaksara.

Sanjaya, Wina, 2008, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Sukmadinata, Nana, 1997, Pengembangan kurikulum teori dan peraktek. Bandung: Kusuma Karya.

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar