Selasa, 01 Desember 2015

Kurikulum Rekonstruksi Sosial



MAKALAH
Kurikulum Rekonstruksi Sosial
DisusunUntukMemenuhiTugasTerstruktur
Mata Kuliah :Dasar-dasarPengembanganKurikulum
DosenPengampu : Drs. H. Nawawi, M.Pd
DisusunOleh :
1.      Ahmad FarhanSuhaeli          
2.      Ahmad Jamil
3.      AndhikaNisfiyanaRamdani
4.      FatiaNasihatulUmmah
Kelompok : 06
FakultasTarbiyahJurusanPendidikan Agama Islam (PAI)-A/III
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
TahunAjaran 2014/2015
Jl. PerjuanganBy PassSunyaragi Cirebon
Telp. (0231) 481264 Faks. (0231) 489926
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Allah Swt  yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan kepada penyusun untuk menyusun karya tulis ini dengan segala kemudahan yang Allah berikan. Karena penulis sadari tanpa bantuan dan kemudahan yang Allah berikan, penulis tidak akan dapat menyelesaikan karya tulis ini tepat pada waktunya.

Shalawat dan salam penulis panjatkan kepada Rasul pemimpin umat, penunjuk jalan kebenaran, kepada keselamatan dunia dan akhirat, Baginda Rasulullah Muhammad Saw, kepada keluarganya, para sahabatnya, tabiin tabiatnya, dan semoga sampai kepada kita selaku umatnya yang insya Allah akan selalu taat pada ajaran yang dibawanya hingga akhir zaman. Amin ya Rabbal Alamin. Makalah yang berjudul “Kurikulum Rekonstruksi Sosial” ini sengaja dibuat untuk memenuhi tugas terstruktur, dan yang sekira penting dalam kehidupan kita sebagai seorang guru kelak.

Dalam menyusun makalah ini penyusun sadari masih banyak kekurangan, baik dalam susunannya, maupun isinya .Untuk itu penyusun sangat membutuhkan kritik dan saran dari para pembaca agar makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Cirebon,  November 2015


      Penyusun              




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A.      Latar Belakang Masalah................................................................................. 1
B.       Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
C.       Tujuan............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 3
A.      Pengertian Kurikulum Rekonstruksi Sosial.................................................... 3
B.       Ciri-ciri Kurikulum Rekonstruksi Sosial......................................................... 4
C.       Komponen-komponen Kurikulum Rekonstruksi Sosial................................. 4
1.      Tujuan dan isi Kurikulum......................................................................... 4
2.      Metode..................................................................................................... 5
3.      Evaluasi.................................................................................................... 5
D.      Tujuan Kurikulum Rekonstruksi Sosial.......................................................... 5
E.       Pelaksanaan Kurikulum Rekonstruksi Sosial................................................. 8
BAB II PENUTUP.............................................................................................. 10
A.      Kesimpulan..................................................................................................... 10
B.       Saran............................................................................................................... 11
 

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LatarBelakangMasalah
Ketika kita mendengar dan belajar tentang kurikulum, hal pertama yang dapat digambarkan adalah suatu sistem pembelajaran. Selain dapat diartikan sebagai dokumen, kurikulum juga dapat diartikan sebagai beberapa sub mata pelajaran yang harus dipenuhi untuk mendapatkan ijazah tertentu.
Dalam proses pendidikan, keberadaan kurikulum merupakan kedudukan yang mempunyai posisi sentral sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan, sehingga terdapat doktrin yang menyebutkan bahwa kurikulum harus terekam dan tertulis secara sistematis yang mempunyai perencanaan dalam proses pelaksanaannya.
Terkait tentang definisi kurikulum sendiri terdapat beberapa pendapat dan hal tersebut disebabkan oleh karena timbulnya tanggung jawab sekolah yang semakin beragam, sehingga pada saat ini guru atau pengajar diharapkan dapat memberi tentang definisi kurikulum itu sendiri. Kurikulum diidentikkan dengan mata pelajaran yang akan dan sedang fdiajarkan pada lembaga pendidikan saat proses belajar mengajar, tetapi pada dasrnya kurikulum bukan hanya menyangkut tentang mata pelajaran semata. Kurikulum juga dapat meliputi kegiatan-kegiatan dalam luar kelas yang tentunya dalam tanggung jawab sekolah, dapat juga berupa sebuah pengalaman-pengalaman yang dapat ditransfer kepada peserta didik saat terlaksananya kegiatan belajar mengajar.
B.     RumusanMasalah
1.      ApapengertiandariKurikulumRekonstruksiSosial?
2.      Bagaimanaciri-ciridariKurikulumRekonstruksiSosial?
3.      Apasajakomponen-komponendariKurikulumRekonstruksiSosial?
4.      ApatujuandariKurikulumRekonstruksiSosial?
5.      BagaimanapelaksanaandariKurikulumRekonstruksiSosial?
C.    Tujuan
1.      MengetahuipengertiandariKurikulumRekonstruksiSosial.
2.      Memahamiciri-ciridariKurikulumRekonstruksiSosial.
3.      Mengetahuikomponen-komponenKurikulumRekonstruksiSosial.
4.      MengetahuitujuandariKurikulumRekonstruksiSosial.
5.      MemahamiBagaimanapelaksanaandariKurikulumRekonstruksiSosial.

















BAB II
PEMBAHASAN
A.    PengertianKurikulumRekonstruksiSosial
Kurikulum rekonstruksi social, merupakan model kurikulum yang lebih memusatkan perhatian pada problem-problem yang dihadapi dalam masyarakat. Kurikulum ini bersumber pada aliran pendidikan interaksional. Menurut mereka pendidikan bukan upaya sendiri melainkan kegiatan bersama, kerjasama, dan interaksi, melalui interaksi dan kerjasama siswa berusaha memecahkan problem-problem yang dihadapi masyarakat.Theodore Brameld, pada awal tahun 1950 menyampaikan gagasannya tentang rekonstruksi social. Dalammasyarakatdemokratis, seluruhwargamasyarakatharusturutsertadalamperkembangandanadanperkembanganmasyarakat. Untukmelaksanakanhalitusekolamempunyaiposisi yang cukuppenting, karenadapatmembantubagaimanaberpartisipasisebaik-baiknyadalamkegiatan social (Nana Sudjana, 1996: 82-83).
Pendukungkurikulumrekonstruksi social inimemberikomitmen yang tinggipada ide social yang dibatasiolehkonsensussosial.Percepatankurikulumrekonstruksisosialdapatterjadiketikaparaorangtuadanmasyarakatterlibatdalammengajardanberperandalampelayanansosialdankurikulumrekonstruksisosialbertujuanuntukmenghdapkanpesertadidikpdaberbagaipermasalahanmanusiadankemanusiaan.Para pendukungkurikuluminiyakinbahwapermasalahan yang muncultidkaharusdiperhatikanolehpengetahuansosialsaja, tetapiolehsetiapdisiplinilmu (Ace Suryadi, 1993: 67).
Kurikulumrekonstruksisosialinijugamempunyaifungsisepertikurikulumpadaumumnya. Alexander Inglis, menyatakanbahwafungsikurikulumadalah (Nana Syaodih, 1997: 75).
1.      Penyesuaian
2.      Pengintegrasian
3.      Referensiasi
4.      Persiapan
5.      Pemilihan
6.      Diagnostik
B.     Ciri-ciriKurikulumRekonstruksiSosial
Dalambukukarangan Nana Syaodih (1997), ciri-cirikurikulumrekonsturksisosialmeliputi :
1.      Asumsitujuanutamakurikulumrekontruksisosialadalahmenghadapkanparasiswapadatantangan, ancaman, hambatan, dangangguan yang dihadapimanusia.
2.      Masalah-masalahsosial yang mendesakbahwakegiatanbelajardipusatkanpadamasalah-masalahsosial yang mendesak.
3.      Pola-polaorganisasipadatingkatsekolahmenengah, polaorganisasikurikulumdisusunsepertisebuahroda, ditengah-tengahnyasebagaiporosdipilihsesuatumasalah yang menjaditemautamadandibahassecaralengkap.
C.    Komponen-komponenKurikulumRekonstruksiSosial
Komponendapatdiartikanbagian, sehinggakomponenkurikulumrekonstruksisosialdapatidartikanbagian-bagian yang ada di dalamkurikulumrekonstruksisosial.Adapunkomponen-komponentersebutadalah (Nana Syaodih, 1997: 78-79):
1.      Tujuandanisikurikulum.
Adapuntujuannyaadalah :
a.       Mengadakan survey
b.      Mengadakan studi tentang hubungan sebuah program
c.       Mengadakan studi latar belakang
d.      Mengkaji praktek program
e.       Menetapkan rencana
f.       Mengevaluasi semua rencana


2.      Metode
Dalam proses pengjarankurikulumrekonstruksisosial, parapengembangkurikulumdanparapengajarberusahamencarikeselarasanantartujuan-tujuannasionaldengantujuansiswa. Metodedapatjugadisebutstrategidalam proses pembelajaran yang lebihidentikpadaperalatanataualatperagauntukmenunjang prose mengajar. Tetapipadahakikatnya, strategipengajarantidaktidakhanyaterbataspadahalitusaja.Pembicaraantentangstrategiataumetodepengajarantergambardaricara yang ditempuhdalammelaksanakanpengajaran, mengadakanpenilaian, pelaksanaanbimbingandanmengaturkegiatanbaik yang bersifatumummaupun yang bersifatkhususdalampengajaran. Dengan kata lain, strategipengajaranmengaturseluruhkomponenbaikpokokmaupunpenunjangdalamsistempengajaran.
3.      Evaluasi
Evaluasidilakukanuntukmengetahuikeberhasilandaripenerapankurikulumtersebutdalam proses belajarmengajar. Evaluasitidakhanyamenilaiapasaja yang telahdikuasaidandifahamisiswa, tetapijugamenilaipengaruhkegiatansekolahterhadapmasyarakat.
D.    TujuanKurikulumRekonstruksi
Kurikulum harus bersifat lebih fleksibel. Seharusnyakurikulum tidak hanya berkuat pada persoalan pendidikan yang ada di sekolah saja, seharusnya kurikulum juga memperhatikan problem dan masalah yang ada di masyarakat sebagai upaya kehidupan masa datang yang semakin maju. Keberadaan problem dan masalah sosial harus dianggap sebagai tuntutan dan masalah dalam penerapan kurikulum di lingkungan sekolah dan sekitarnya. Adanya pertanyaan apakah kurikulum bersifat mengembangkan kualitas peserta didik yang diharapkan dapat memperbaiki masalah dan tantangan masyarakat ataukah kurikulum merupakan upaya pendidikan membangun masyarakat baru yang diinginkan bangsa menempatkan kurikulum pada posisi yang berbeda.
Dengan adanya pandangan tersebut, maka adanya kurikulum rekonstruksi sosial diharapkan dapat membantu masalah pendidik. Tujuan utama dari kurikulum rekonstruksi sosial adalah menghadapkan para siswa pada tantangan yang ada pada diri manusia. Hal ini merupakan bidang garapan pada studi sosial yang meliputi bidang ekonomi, sosialogi, psikologi, estetika, dll.
Pada dasarnya kurikulum merupakan jantung pendidikan, artinya semua gerak kehidupan pendidikan yang dilakukan sekolah didasarkan pada apa yang direncanakan oleh kurikulum. Kehidupan disekolah adalah kehidupan yang di rancang berdasarkan apa yang diinginkan kurikulum.Dalam pendidikan, terdapat faktor yang hendak ditempuh oleh pendidik. Menurut Sutari Imam Barnadid (2002), bahwa perbuatan mendidik dan dididik memuat faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi dan menentukan, yaitu:
1.      Adanya tujuan yang hendak dicapai.
2.      Adanya subyek manusia (pendidik dan anak didik) yang melakukan pendidikan.
3.      Yang hidup bersama dalam lingkungan hidup tertentu.
4.      Yang menggunakan alat-alat tertentu untuk mencapai tujuan.
Dengan adanya pendapat tokoh tentang faktor-faktor tersebut, maka dapat diketahui bahwa pendidikan merupakan kegiatan yang sistematis sehingga antara faktor yang satu dan yang lainnya sangatlah berhubungan dan mempengaruhi.
Pada kenyataannya, masyarakat merupakan elemen yang sangat penting dalam adanya sekolah karena masyarakat dapat menjadi salah satu sumber evaluasi atas output yang dihasilkan oleh suatu lembaga pendidikan. Ciri yang palaing utama dalam masyarakat adalah mengalami perubahan yang signifikan. Dan adanya perubahan tersebut adalah akibat dari pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin maju dan juga dapat diterapkan dalam berbagai macam bidang salah satunya dalam bidang sosial dan teknologi. Adanya perubahan yang signifikan, hebat dan cepat dalam masyarakat memberikan tugas yang lebih luas dan lebih berat kepada sekolah.Sehingga dengan adanya kurikulum rekonstruksi sosial ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam mengatasi masalah dan problem yang ada dalam masyarakat, yang masalah – masalah tersebut timbul karena berbagai macam hal dan salah satunya karena perkembangan ilmu pengetahuan seperti yang telah disampaikan diatas.
“Agent Of Change” adalah salah satu fungsi dari sekolah. Dengan adanya fungsi tersebut maka sekolah harus dapat berperan untuk memajukan masyarakat dan dapat sebagai media yang dapat merubah masyarakat. Perubahan tersebut hendaknya tidak hanya dalam hal ilmu pengetahuan tetapi dalam berbagai aspek kehidupan. Sehingga sekolah merupakan alat yang paling tepat dalam rangka untuk me-rekonstruksi atau merubah masyarakat. Tentunya perubahan yang dibawa oleh sekolah sebagai lembaga pendidikan formal adalah perubahan melalui pendidikan dan pengajaran.
Oleh sebab itu, tujuan inti dari kurikulum rekonstruksi sosial adalah agar dapat merubah pandangan dan perilaku yang ada dimasyarakat menjadi lebih baik dan juga sebagai wahana belajar dalam berusaha mengatasi masalah-masalah yang ada di masyarakat. Keberadaan teknologi yang semakin maju merupakan hal yang sangat menggembirakan, tetapi perlu diingat bahwa segala sesuatu perubahan menimbulkan efek positif dan negatif. Jika efek positif akan membawa nilai lebih baik dan akan berdampak kemajuan, tetapi jika menimbulkan efek negatif akan menimbulkan nilai lebih buruk dan akan berdampak kemunduran sehingga menimbulkan masalah. Efek negatif yang menimbulkan masalah inilah yang menjadi bidang garapan dari kurikulum rekonstruksi sosial. Tetapi walaupun adanya kurikulum rekonstruksi sosial sangat penting tetapi kurikulum ini tidak menuntut untuk di buat sebagai bidang mata pelajaran tersendiri. Kurikulum rekonstruksi sosial ini dapat dimasukkan dalam bidang-bidang ilmu pelajaran sosial seperti IPS, sejarah, antropologi, hukum, dll. Karena bidang mata pelajaran sosial adalah interaksi dengan masyarakat, maka sangat cocok jika adanya kurikulum rekonstruksi sosial ini dimasukkan dalam mata pelajaran sosial. Sehingga tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa ‘kurikulum tidak boleh lepas dari masyarakat’.
E.     PelaksanaanKurikulumRekonstruksiSosial
Pengajaran rekontruksi sosial banyak dilaksanakan di daerah-daerah yang tergolong belum maju dan tingkat ekonominya juga belum tinggi. Pelaksanaan pengajaran ini diarahkan untuk meningkatkan kondisi kehidupan mereka. Sesuai dengan potensi yang ada dalam masyarakat, sekolah mempelajari potensi-potensi tersebut, dengan bantuan biaya dari pemerintah sekolah berusaha mengembangkan potensi tersebut. Didaerah pertanian umpamanya sekolah mengembangkan bidang pertanian dan peternakan, didaerah industri mengembangkan bidang-bidang industri.
Salah satu badan yang banyak mengembangkan baik teori maupun praktek pengajaran rekonstruksi sosial adalah Paulo Freire. Mereka benyak membantu pengembangan daerah-daerah di Amerika Latin. Untuk memerangi kebodohan dan keterbelakangan mereka menggalakan gerakan budaya akal budi (conscientization). Conscientization merupakan suatu proses pendidikan atau pengajaran dimana siswa tidak diberlakukan sebagai penerima tetapi sebagai pelajar yang aktif. Mereka berusaha membuka diri, memperluas kesadaran tentang realitas sosial budaya dan dengan segala kemampuannya berupaya mengubah dan meningkatkannya.
Paulo Freire sebagai seorang anggota Dinas Pendidikan Sao Paulo, Brazil dan sekaligus aktifis partai kiri mempunyai pandangan sendiri dalam bidang pendidikan. Bahwasannya dia membagi kesadaran dalam tiga tahap, kesadaran tersebut adalah bagian dari masyarakat pada masa itu yang mempunyai pengaruh penting dalam kehidupan. Kesadaran tersebut adalah kesadaran magis, kesadaran naif, dan kesadaran kritis.
Yang pertama adalah kesadaran magis. Kesadaran ini merupakan kesadaran tahap pertama, dimana segala sesuatu yang terjadi pada realitas hidup ini adalah sesuatu hal dari yang ghaib dan tidak bisa masuk akal. Dimana masyarakat masih percaya pada pemikiran tradisional dengan mengkultuskan seorang atau benda-benda tertentu. Contohnya jika pada masyarakat terjadi kemiskinan, maka pada taraf ini masyarakat masih berpikir kalau kemiskinan adalah takdir Tuhan yang harus diterima begitu saja.
Yang kedua adalah kesadaran naif. Kesadaran ini menurut Paulo Freire adalah kesadaran yang berada ditengah-tengah. Karena pada taraf ini masyarakat sudah beranjak pada realitas yang nyata dan menanggalkan magis dalam hidupnya namun belum mampu menggapai realitas nyata tersebut. Dari contoh kemiskinan diatas misalnya, masyarakat sudah mengetahui mereka miskin karena konstelasi politik yang kurang etis, namun masyarakat masih tetap diam saja tidak melakukan hal untuk mengentaskan kemiskinan tersebut.
Kesadaran kritis adalah taraf kesadaran yang terakhir. Dan ini merupakan kesadaran yang dikatakan dapat membawa masyarakat kedalam kehidupan yang sejahtera, artinya kesadaran kritis adalah kesadaran yang berasal dari realitas yang ada dengan pemaknaan yang masuk akal dan dapat merubah keadaan. Jika konstelasi politik yang kurang etis suatu masyarakat menjadikannya miskin, maka kesadaran kritis ini berperan untuk merubahnya menjadikan politik yang dirasa cocok dengan masyarakat tersebut.
Sekolah berusaha memberikan penerangan dan melatih kemampuan untuk melihat dan mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi. Dengan gerakan Contscientization mereka membantu masyarakat memahami fakta-fakta dan masalah-masalah yang dihadapi dalam konteks kondisi masyarakat mereka. Pandangan rekonstruksi sosial berkembang karena keyakinannya pada kemampuan manusia untuk membangun dunia yang lebih baik, juga penekannya tentang peranan ilmu dalam memecahkan masalah-masalah sosial.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kurikulum rekonstrusi sosial merupakan salah satu aliran pendidikan interaksionis yang keberadaannya dimulai sekitar tahun 1920-an dan diperkenalkan oleh Harrold Rug. Kurikulum ini bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah yang ada dalam masyarakat. Dengan adanya kurikulum ini diharapkan siswa dapat menghadapi tantangan, ancaman, hambatan, yang terjadi di lingkungan sosial.Hendaknya kurikulum yang ada di sekolah tidak melepaskan adanya kontribusi dari masyarakat. Keberadaan kurikulum rekonstruksi sosial ini merupakan salah satu bukti bahwa sekolah tidak dapat lepas dari peran serta masyarakat. Hal tersebut ada karena pada dasarnya sekolah merupakan salah satu tempatinteraksi sosial bagi peserta didik.
Adapun komponen-komponen kurikulum rekonstruksi sosial meliputi tujuan dan isi kurikulum, metode, dan evaluasi. Adapun ciri-ciri kurikulum rekonstruksi sosial yaitu adanya asumsi pemecahan masalah yang ada di masyarakat, adanya masalah-masalah sosial yang mendesak dan pola-pola organisasi. Sedangkantujuan inti dari kurikulum rekonstruksi sosial adalah agar dapat merubah pandangan dan perilaku yang ada dimasyarakat menjadi lebih baik dan juga sebagai wahana belajar dalam berusaha mengatasi masalah-masalah yang ada di msyarakat.
Disampingitujuga pelaksanaan pengajaran ini diarahkan untuk meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat. Sesuai dengan potensi yang ada dalam masyarakat, sekolah mempelajari potensi-potensi tersebut, dengan bantuan biaya dari pemerintah sekolah berusaha mengembangkan potensi tersebut. Didaerah pertanian umpamanya sekolah mengembangkan bidang pertanian dan peternakan, didaerah industri mengembangkan bidang-bidang industri.

B.     Saran
Semogamakalahinidapatmemberimanfaatbagipembaca yang ingin mencari atau memperdalam mengenai:
1.      Pengertian dariKurikulumRekonstruksiSosial.
2.      Ciri-ciridariKurikulumRekonstruksiSosial.
3.      Komponen-komponendariKurikulumRekonstruksiSosial.
4.      TujuandariKurikulumRekonstruksiSosial.
5.      PelaksanaanKurikulumRekonstruksiSosial.
Kami penulis jugamengharapkankritikanataumasukandaripembacamengenaimakalahinidanapabilaadasalah-salahdalammateriataupenulisan kami mohonmaaf.




















DAFTAR PUSTAKA

Syaodih, Nana. 1997. KurikulumdanPemikiranPendidikan. Jakarta: GaungPersada.
Sudjana, Nana. 1996. PengembanganKurikulum. Jakarta: Rajawali Press
Suryadi, Ace. 1993. Analisis-analisisKurikulum. Bandung: Rosdakarya
Drs. Nur. H. Gunawan. 1995. Landasan-landasanKurikulumpadaMasaOtonomi Daerah. Jakarta: PT RajaGrafindoPersada
Olivia, Dea. 1992. PengembanganDasar-dasarKurikulum.Jakarta: PT BumiAksara
Sutari Imam Barnadid. 2002. KurikulumdanPemikiranPendidikan. Jakarta: PT Rajawali Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar