“Kurikulum
Rekonstruksi Sosial”
DisusunUntukMemenuhiTugasTerstruktur
Mata
Kuliah :Dasar-dasarPengembanganKurikulum
DosenPengampu : Drs. H. Nawawi, M.Pd
DosenPengampu : Drs. H. Nawawi, M.Pd

DisusunOleh
:
1. Ahmad FarhanSuhaeli
2. Ahmad Jamil
3. AndhikaNisfiyanaRamdani
4. FatiaNasihatulUmmah
Kelompok
: 06
FakultasTarbiyahJurusanPendidikan
Agama Islam (PAI)-A/III
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
TahunAjaran 2014/2015
CIREBON
TahunAjaran 2014/2015
Jl.
PerjuanganBy PassSunyaragi Cirebon
Telp. (0231) 481264 Faks. (0231) 489926
Telp. (0231) 481264 Faks. (0231) 489926
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur
penyusun panjatkan kepada Allah Swt yang
telah memberikan kesempatan dan kemudahan kepada penyusun untuk menyusun karya
tulis ini dengan segala kemudahan yang Allah berikan. Karena penulis sadari
tanpa bantuan dan kemudahan yang Allah berikan, penulis tidak akan dapat
menyelesaikan karya tulis ini tepat pada waktunya.
Shalawat dan salam penulis panjatkan kepada Rasul
pemimpin umat, penunjuk jalan kebenaran, kepada keselamatan dunia dan akhirat,
Baginda Rasulullah Muhammad Saw, kepada keluarganya, para sahabatnya, tabiin
tabiatnya, dan semoga sampai kepada kita selaku umatnya yang insya Allah akan
selalu taat pada ajaran yang dibawanya hingga akhir zaman. Amin ya Rabbal
Alamin. Makalah yang berjudul “Kurikulum Rekonstruksi Sosial” ini sengaja
dibuat untuk memenuhi tugas terstruktur, dan yang sekira penting dalam
kehidupan kita sebagai seorang guru kelak.
Dalam menyusun makalah ini penyusun sadari masih
banyak kekurangan, baik dalam susunannya, maupun isinya .Untuk itu penyusun
sangat membutuhkan kritik dan saran dari para pembaca agar makalah ini menjadi
lebih baik lagi.
Cirebon, November 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A.
Latar Belakang
Masalah................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
C.
Tujuan............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 3
A.
Pengertian
Kurikulum Rekonstruksi Sosial.................................................... 3
B.
Ciri-ciri
Kurikulum Rekonstruksi Sosial......................................................... 4
C.
Komponen-komponen
Kurikulum Rekonstruksi Sosial................................. 4
1.
Tujuan dan isi
Kurikulum......................................................................... 4
2.
Metode..................................................................................................... 5
3.
Evaluasi.................................................................................................... 5
D.
Tujuan Kurikulum
Rekonstruksi Sosial.......................................................... 5
E.
Pelaksanaan
Kurikulum Rekonstruksi Sosial................................................. 8
BAB II PENUTUP.............................................................................................. 10
A.
Kesimpulan..................................................................................................... 10
B.
Saran............................................................................................................... 11
PENDAHULUAN
A.
LatarBelakangMasalah
Ketika kita mendengar dan belajar tentang kurikulum, hal pertama yang dapat
digambarkan adalah suatu sistem pembelajaran. Selain dapat diartikan sebagai
dokumen, kurikulum juga dapat diartikan sebagai beberapa sub mata pelajaran
yang harus dipenuhi untuk mendapatkan ijazah tertentu.
Dalam proses pendidikan, keberadaan kurikulum merupakan kedudukan yang
mempunyai posisi sentral sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan, sehingga
terdapat doktrin yang menyebutkan bahwa kurikulum harus terekam dan tertulis secara
sistematis yang mempunyai perencanaan dalam proses pelaksanaannya.
Terkait tentang definisi kurikulum sendiri terdapat beberapa pendapat dan
hal tersebut disebabkan oleh karena timbulnya tanggung jawab sekolah yang
semakin beragam, sehingga pada saat ini guru atau pengajar diharapkan dapat
memberi tentang definisi kurikulum itu sendiri. Kurikulum diidentikkan dengan
mata pelajaran yang akan dan sedang fdiajarkan pada lembaga pendidikan saat
proses belajar mengajar, tetapi pada dasrnya kurikulum bukan hanya menyangkut
tentang mata pelajaran semata. Kurikulum juga dapat meliputi kegiatan-kegiatan
dalam luar kelas yang tentunya dalam tanggung jawab sekolah, dapat juga berupa
sebuah pengalaman-pengalaman yang dapat ditransfer kepada peserta didik saat terlaksananya
kegiatan belajar mengajar.
B.
RumusanMasalah
1. ApapengertiandariKurikulumRekonstruksiSosial?
2. Bagaimanaciri-ciridariKurikulumRekonstruksiSosial?
3. Apasajakomponen-komponendariKurikulumRekonstruksiSosial?
4. ApatujuandariKurikulumRekonstruksiSosial?
5. BagaimanapelaksanaandariKurikulumRekonstruksiSosial?
C.
Tujuan
1. MengetahuipengertiandariKurikulumRekonstruksiSosial.
2. Memahamiciri-ciridariKurikulumRekonstruksiSosial.
3. Mengetahuikomponen-komponenKurikulumRekonstruksiSosial.
4. MengetahuitujuandariKurikulumRekonstruksiSosial.
5. MemahamiBagaimanapelaksanaandariKurikulumRekonstruksiSosial.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. PengertianKurikulumRekonstruksiSosial
Kurikulum
rekonstruksi social, merupakan model kurikulum yang lebih memusatkan perhatian
pada problem-problem yang dihadapi dalam masyarakat. Kurikulum ini bersumber
pada aliran pendidikan interaksional. Menurut mereka pendidikan bukan upaya
sendiri melainkan kegiatan bersama, kerjasama, dan interaksi, melalui interaksi
dan kerjasama siswa berusaha memecahkan problem-problem yang dihadapi
masyarakat.Theodore Brameld, pada awal tahun 1950 menyampaikan gagasannya
tentang rekonstruksi
social. Dalammasyarakatdemokratis,
seluruhwargamasyarakatharusturutsertadalamperkembangandanadanperkembanganmasyarakat.
Untukmelaksanakanhalitusekolamempunyaiposisi yang cukuppenting,
karenadapatmembantubagaimanaberpartisipasisebaik-baiknyadalamkegiatan social (Nana Sudjana,
1996: 82-83).
Pendukungkurikulumrekonstruksi
social inimemberikomitmen yang tinggipada ide social yang dibatasiolehkonsensussosial.Percepatankurikulumrekonstruksisosialdapatterjadiketikaparaorangtuadanmasyarakatterlibatdalammengajardanberperandalampelayanansosialdankurikulumrekonstruksisosialbertujuanuntukmenghdapkanpesertadidikpdaberbagaipermasalahanmanusiadankemanusiaan.Para
pendukungkurikuluminiyakinbahwapermasalahan yang
muncultidkaharusdiperhatikanolehpengetahuansosialsaja,
tetapiolehsetiapdisiplinilmu (Ace Suryadi, 1993: 67).
Kurikulumrekonstruksisosialinijugamempunyaifungsisepertikurikulumpadaumumnya.
Alexander Inglis, menyatakanbahwafungsikurikulumadalah (Nana Syaodih,
1997: 75).
1. Penyesuaian
2. Pengintegrasian
3. Referensiasi
4. Persiapan
5. Pemilihan
6. Diagnostik
B.
Ciri-ciriKurikulumRekonstruksiSosial
Dalambukukarangan Nana Syaodih
(1997), ciri-cirikurikulumrekonsturksisosialmeliputi :
1. Asumsitujuanutamakurikulumrekontruksisosialadalahmenghadapkanparasiswapadatantangan,
ancaman, hambatan, dangangguan yang dihadapimanusia.
2. Masalah-masalahsosial
yang mendesakbahwakegiatanbelajardipusatkanpadamasalah-masalahsosial yang
mendesak.
3. Pola-polaorganisasipadatingkatsekolahmenengah,
polaorganisasikurikulumdisusunsepertisebuahroda,
ditengah-tengahnyasebagaiporosdipilihsesuatumasalah yang menjaditemautamadandibahassecaralengkap.
C.
Komponen-komponenKurikulumRekonstruksiSosial
Komponendapatdiartikanbagian,
sehinggakomponenkurikulumrekonstruksisosialdapatidartikanbagian-bagian yang ada
di dalamkurikulumrekonstruksisosial.Adapunkomponen-komponentersebutadalah (Nana Syaodih,
1997: 78-79):
1. Tujuandanisikurikulum.
Adapuntujuannyaadalah :
a. Mengadakan
survey
b. Mengadakan
studi tentang hubungan sebuah program
c. Mengadakan
studi latar belakang
d. Mengkaji
praktek program
e. Menetapkan
rencana
f. Mengevaluasi
semua rencana
2. Metode
Dalam proses
pengjarankurikulumrekonstruksisosial, parapengembangkurikulumdanparapengajarberusahamencarikeselarasanantartujuan-tujuannasionaldengantujuansiswa.
Metodedapatjugadisebutstrategidalam proses pembelajaran yang
lebihidentikpadaperalatanataualatperagauntukmenunjang prose mengajar.
Tetapipadahakikatnya, strategipengajarantidaktidakhanyaterbataspadahalitusaja.Pembicaraantentangstrategiataumetodepengajarantergambardaricara
yang ditempuhdalammelaksanakanpengajaran, mengadakanpenilaian,
pelaksanaanbimbingandanmengaturkegiatanbaik yang bersifatumummaupun yang
bersifatkhususdalampengajaran. Dengan kata lain,
strategipengajaranmengaturseluruhkomponenbaikpokokmaupunpenunjangdalamsistempengajaran.
3. Evaluasi
Evaluasidilakukanuntukmengetahuikeberhasilandaripenerapankurikulumtersebutdalam
proses belajarmengajar. Evaluasitidakhanyamenilaiapasaja yang
telahdikuasaidandifahamisiswa,
tetapijugamenilaipengaruhkegiatansekolahterhadapmasyarakat.
D.
TujuanKurikulumRekonstruksi
Kurikulum harus
bersifat lebih fleksibel. Seharusnyakurikulum tidak hanya berkuat pada persoalan pendidikan yang ada
di sekolah saja, seharusnya kurikulum juga memperhatikan problem dan masalah
yang ada di masyarakat sebagai upaya kehidupan masa datang yang semakin maju.
Keberadaan problem dan masalah sosial harus dianggap sebagai tuntutan dan
masalah dalam penerapan kurikulum di lingkungan sekolah dan sekitarnya. Adanya
pertanyaan apakah kurikulum bersifat mengembangkan kualitas peserta didik yang
diharapkan dapat memperbaiki masalah dan tantangan masyarakat ataukah kurikulum
merupakan upaya pendidikan membangun masyarakat baru yang diinginkan bangsa
menempatkan kurikulum pada posisi yang berbeda.
Dengan adanya
pandangan tersebut, maka adanya kurikulum rekonstruksi sosial diharapkan dapat
membantu masalah pendidik. Tujuan utama dari kurikulum rekonstruksi sosial
adalah menghadapkan para siswa pada tantangan yang ada pada diri manusia. Hal
ini merupakan bidang garapan pada studi sosial yang meliputi bidang ekonomi,
sosialogi, psikologi, estetika, dll.
Pada dasarnya
kurikulum merupakan jantung pendidikan, artinya semua gerak kehidupan
pendidikan yang dilakukan sekolah didasarkan pada apa yang direncanakan oleh
kurikulum. Kehidupan disekolah adalah kehidupan yang di rancang berdasarkan apa
yang diinginkan kurikulum.Dalam pendidikan, terdapat faktor yang hendak
ditempuh oleh pendidik. Menurut Sutari Imam Barnadid (2002), bahwa perbuatan
mendidik dan dididik memuat faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi dan
menentukan, yaitu:
1. Adanya tujuan
yang hendak dicapai.
2. Adanya subyek
manusia (pendidik dan anak didik) yang melakukan pendidikan.
3. Yang hidup
bersama dalam lingkungan hidup tertentu.
4. Yang
menggunakan alat-alat tertentu untuk mencapai tujuan.
Dengan adanya
pendapat tokoh tentang faktor-faktor tersebut, maka dapat diketahui bahwa
pendidikan merupakan kegiatan yang sistematis sehingga antara faktor yang satu
dan yang lainnya sangatlah berhubungan dan mempengaruhi.
Pada
kenyataannya, masyarakat merupakan elemen yang sangat penting dalam adanya
sekolah karena masyarakat dapat menjadi salah satu sumber evaluasi atas output
yang dihasilkan oleh suatu lembaga pendidikan. Ciri yang palaing utama dalam
masyarakat adalah mengalami perubahan yang signifikan. Dan adanya perubahan
tersebut adalah akibat dari pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin
maju dan juga dapat diterapkan dalam berbagai macam bidang salah satunya dalam
bidang sosial dan teknologi. Adanya perubahan yang signifikan, hebat dan cepat
dalam masyarakat memberikan tugas yang lebih luas dan lebih berat kepada
sekolah.Sehingga dengan
adanya kurikulum rekonstruksi sosial ini diharapkan dapat menjadi salah satu
solusi dalam mengatasi masalah dan problem yang ada dalam masyarakat, yang
masalah – masalah tersebut timbul karena berbagai macam hal dan salah satunya
karena perkembangan ilmu pengetahuan seperti yang telah disampaikan diatas.
“Agent Of
Change” adalah salah satu fungsi dari sekolah. Dengan adanya fungsi tersebut maka
sekolah harus dapat berperan untuk memajukan masyarakat dan dapat sebagai media
yang dapat merubah masyarakat. Perubahan tersebut hendaknya tidak hanya dalam
hal ilmu pengetahuan tetapi dalam berbagai aspek kehidupan. Sehingga sekolah
merupakan alat yang paling tepat dalam rangka untuk me-rekonstruksi atau
merubah masyarakat. Tentunya perubahan yang dibawa oleh sekolah sebagai lembaga
pendidikan formal adalah perubahan melalui pendidikan dan pengajaran.
Oleh sebab itu,
tujuan inti dari kurikulum rekonstruksi sosial adalah agar dapat merubah
pandangan dan perilaku yang ada dimasyarakat menjadi lebih baik dan juga
sebagai wahana belajar dalam berusaha mengatasi masalah-masalah yang ada di masyarakat.
Keberadaan teknologi yang semakin maju merupakan hal yang sangat
menggembirakan, tetapi perlu diingat bahwa segala sesuatu perubahan menimbulkan
efek positif dan negatif. Jika efek positif akan membawa nilai lebih baik dan
akan berdampak kemajuan, tetapi jika menimbulkan efek negatif akan menimbulkan
nilai lebih buruk dan akan berdampak kemunduran sehingga menimbulkan masalah.
Efek negatif yang menimbulkan masalah inilah yang menjadi bidang garapan dari
kurikulum rekonstruksi sosial. Tetapi walaupun adanya kurikulum rekonstruksi
sosial sangat penting tetapi kurikulum ini tidak menuntut untuk di buat sebagai
bidang mata pelajaran tersendiri. Kurikulum rekonstruksi sosial ini dapat
dimasukkan dalam bidang-bidang ilmu pelajaran sosial seperti IPS, sejarah,
antropologi, hukum, dll. Karena bidang mata pelajaran sosial adalah interaksi
dengan masyarakat, maka sangat cocok jika adanya kurikulum rekonstruksi sosial
ini dimasukkan dalam mata pelajaran sosial. Sehingga tidaklah berlebihan jika
dikatakan bahwa ‘kurikulum tidak boleh lepas dari masyarakat’.
E.
PelaksanaanKurikulumRekonstruksiSosial
Pengajaran rekontruksi sosial banyak dilaksanakan di daerah-daerah yang
tergolong belum maju dan tingkat ekonominya juga belum tinggi. Pelaksanaan
pengajaran ini diarahkan untuk meningkatkan kondisi kehidupan mereka. Sesuai
dengan potensi yang ada dalam masyarakat, sekolah mempelajari potensi-potensi
tersebut, dengan bantuan biaya dari pemerintah sekolah berusaha mengembangkan
potensi tersebut. Didaerah pertanian umpamanya sekolah mengembangkan bidang
pertanian dan peternakan, didaerah industri mengembangkan bidang-bidang
industri.
Salah satu badan yang banyak mengembangkan baik teori maupun praktek
pengajaran rekonstruksi sosial adalah Paulo Freire. Mereka benyak membantu
pengembangan daerah-daerah di Amerika Latin. Untuk memerangi kebodohan dan
keterbelakangan mereka menggalakan gerakan budaya akal budi (conscientization). Conscientization
merupakan suatu proses pendidikan atau pengajaran dimana siswa tidak
diberlakukan sebagai penerima tetapi sebagai pelajar yang aktif. Mereka
berusaha membuka diri, memperluas kesadaran tentang realitas sosial budaya dan
dengan segala kemampuannya berupaya mengubah dan meningkatkannya.
Paulo Freire sebagai seorang anggota Dinas Pendidikan Sao Paulo, Brazil dan
sekaligus aktifis partai kiri mempunyai pandangan sendiri dalam bidang
pendidikan. Bahwasannya dia membagi kesadaran dalam tiga tahap, kesadaran
tersebut adalah bagian dari masyarakat pada masa itu yang mempunyai pengaruh
penting dalam kehidupan. Kesadaran tersebut adalah kesadaran magis, kesadaran
naif, dan kesadaran kritis.
Yang pertama adalah kesadaran magis. Kesadaran ini merupakan kesadaran
tahap pertama, dimana segala sesuatu yang terjadi pada realitas hidup ini
adalah sesuatu hal dari yang ghaib dan tidak bisa masuk akal. Dimana masyarakat
masih percaya pada pemikiran tradisional dengan mengkultuskan seorang atau
benda-benda tertentu. Contohnya jika pada masyarakat terjadi kemiskinan, maka pada
taraf ini masyarakat masih berpikir kalau kemiskinan adalah takdir Tuhan yang
harus diterima begitu saja.
Yang kedua adalah kesadaran naif. Kesadaran ini menurut Paulo Freire adalah
kesadaran yang berada ditengah-tengah. Karena pada taraf ini masyarakat sudah
beranjak pada realitas yang nyata dan menanggalkan magis dalam hidupnya namun
belum mampu menggapai realitas nyata tersebut. Dari contoh kemiskinan diatas
misalnya, masyarakat sudah mengetahui mereka miskin karena konstelasi politik
yang kurang etis, namun masyarakat masih tetap diam saja tidak melakukan hal
untuk mengentaskan kemiskinan tersebut.
Kesadaran kritis adalah taraf kesadaran yang terakhir. Dan ini merupakan
kesadaran yang dikatakan dapat membawa masyarakat kedalam kehidupan yang
sejahtera, artinya kesadaran kritis adalah kesadaran yang berasal dari realitas
yang ada dengan pemaknaan yang masuk akal dan dapat merubah keadaan. Jika
konstelasi politik yang kurang etis suatu masyarakat menjadikannya miskin, maka
kesadaran kritis ini berperan untuk merubahnya menjadikan politik yang dirasa
cocok dengan masyarakat tersebut.
Sekolah berusaha memberikan penerangan dan melatih kemampuan untuk melihat
dan mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi. Dengan gerakan Contscientization
mereka membantu masyarakat memahami fakta-fakta dan masalah-masalah yang
dihadapi dalam konteks kondisi masyarakat mereka. Pandangan rekonstruksi sosial
berkembang karena keyakinannya pada kemampuan manusia untuk membangun dunia
yang lebih baik, juga penekannya tentang peranan ilmu dalam memecahkan
masalah-masalah sosial.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum
rekonstrusi sosial merupakan salah satu aliran pendidikan interaksionis yang
keberadaannya dimulai sekitar tahun 1920-an dan diperkenalkan oleh Harrold Rug.
Kurikulum ini bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah yang ada dalam
masyarakat. Dengan adanya kurikulum ini diharapkan siswa dapat menghadapi
tantangan, ancaman, hambatan, yang terjadi di lingkungan sosial.Hendaknya
kurikulum yang ada di sekolah tidak melepaskan adanya kontribusi dari
masyarakat. Keberadaan kurikulum rekonstruksi sosial ini merupakan salah satu
bukti bahwa sekolah tidak dapat lepas dari peran serta masyarakat. Hal tersebut
ada karena pada dasarnya sekolah merupakan salah satu tempatinteraksi sosial
bagi peserta didik.
Adapun
komponen-komponen kurikulum rekonstruksi sosial meliputi tujuan dan isi
kurikulum, metode, dan evaluasi. Adapun ciri-ciri kurikulum rekonstruksi sosial
yaitu adanya asumsi pemecahan masalah yang ada di masyarakat, adanya
masalah-masalah sosial yang mendesak dan pola-pola organisasi. Sedangkantujuan
inti dari kurikulum rekonstruksi sosial adalah agar dapat merubah pandangan dan
perilaku yang ada dimasyarakat menjadi lebih baik dan juga sebagai wahana
belajar dalam berusaha mengatasi masalah-masalah yang ada di msyarakat.
Disampingitujuga
pelaksanaan
pengajaran ini diarahkan untuk meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat. Sesuai dengan
potensi yang ada dalam masyarakat, sekolah mempelajari potensi-potensi
tersebut, dengan bantuan biaya dari pemerintah sekolah berusaha mengembangkan
potensi tersebut. Didaerah pertanian umpamanya sekolah mengembangkan bidang
pertanian dan peternakan, didaerah industri mengembangkan bidang-bidang
industri.
B.
Saran
Semogamakalahinidapatmemberimanfaatbagipembaca
yang ingin mencari atau memperdalam mengenai:
1. Pengertian dariKurikulumRekonstruksiSosial.
2. Ciri-ciridariKurikulumRekonstruksiSosial.
3. Komponen-komponendariKurikulumRekonstruksiSosial.
4. TujuandariKurikulumRekonstruksiSosial.
5. PelaksanaanKurikulumRekonstruksiSosial.
Kami penulis jugamengharapkankritikanataumasukandaripembacamengenaimakalahinidanapabilaadasalah-salahdalammateriataupenulisan
kami mohonmaaf.
DAFTAR
PUSTAKA
Syaodih, Nana. 1997. KurikulumdanPemikiranPendidikan. Jakarta: GaungPersada.
Sudjana,
Nana. 1996. PengembanganKurikulum. Jakarta:
Rajawali Press
Suryadi,
Ace. 1993. Analisis-analisisKurikulum. Bandung:
Rosdakarya
Drs. Nur. H.
Gunawan. 1995. Landasan-landasanKurikulumpadaMasaOtonomi
Daerah. Jakarta: PT RajaGrafindoPersada
Olivia,
Dea. 1992. PengembanganDasar-dasarKurikulum.Jakarta:
PT BumiAksara
Sutari Imam Barnadid. 2002. KurikulumdanPemikiranPendidikan. Jakarta: PT Rajawali Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar